Kroasia, Gempita.co – Berikut adalah 5 fakta Timnas Indonesia U-19 usai mengalami kekalahan tipis dari negara Eropa,- Bosnia-Herzegovina.
Bertanding di Stadion Igraliste NK Polet pada Jumat (25/09/20) malam tadi, Timnas Indonesia U-19 harus mengakui kekalahan dari Bosnia-Herzegovina. Padahal sebelumnya Timnas Indonesia U-19 sudah cetak rekor tak pernah kalah dalam 3 laga terakhir.
Namun apa daya gol bunuh diri Komang Tri Arta Wiguna ternyata sukses menjadi pembeda antara Timnas Indonesia U-19 dengan Bosnia-Herzegovina. Kekalahan tipis 0-1 itupun membuktikan jika kita masih kesulitan melawan tim-tim Eropa.
Keunggulan dari sisi fisik dan postur memang selalu menjadi tembok penghalang bagi Timnas Indonesia U-19 dalam melawan negara Eropa. Sebelumnya, Timnas Indonesia U-19 juga harus kalah dari Kroasia dan Bulgaria.
Selain kesulitan kita melawan negara Eropa, ternyata ada fakta lain yang perlu kita ketahui usai Timnas Indonesia U-19 kalah tipis dari Bosnia-Herzegovina.
Mulai dari kualitas tim utama dengan pemain cadangannya ternyata sangatlah jauh. Hal itu terlihat ketika pelatih Shin Tae-yong menurunkan sejumlah pemain yang selama ini menjadi pelapis pada babak pertama melawan Bosnia-Hezegovina.
Terlepas dari bobolnya gawang Timnas Indonesia U-19, secara permainan pun Bosnia-Herzegovina unggul segalanya. Di mana Timnas Indonesia U-19 mencatatkan statistik dengan 41% ball possesion, 1 shots dan 0 shots on target.
Tampak jelas jika pemain pelapis seperti Jack Brown, Erlangga Setyo dan Andre Oktaviansyah begitu sulit mengimbangi Bosnia. Sebaliknya ketika pemain inti diturunkan pada babak kedua, perlahan Timnas Indonesia U-19 mulai bisa mengimbangi Bosnia-Herzegovina.
Bahkan, ada momen di mana Timnas Indonesia U-19 sukses membuat Bosnia-Herzegovina bermain dengan parkir bus. Timnas Indonesia U-19 berbalik mampu menguasai jalannya pertandingan.
Seperti angin pun memihak pada kita, satu pemain Bosnia-Herzegovina pun dikartu merah oleh wasit. Bosnia-Herzegovina pun dipaksa bermain bertahan alias parkis bus melawan Timnas Indonesia U-19.
Sejumlah peluang berhasil didapatkan Timnas Indonesia U-19 tapi sayang memang keberuntungan belum berpihak sehingga gol penyama kedudukan tak kunjung datang. Ternyata meski gagal menang, Timnas Indonesia U-19 mendapat apresiasi.
Suporter Timnas Indonesia memberikan dukungan pada pemain Indonesia U-19.
Dipuji Netizen
Sudah tentu dari suporter Timnas Indonesia U-19 yang terwakili oleh netizen. Mereka beramai-ramai mengomentari unggahan dari PSSI soal hasil laga Timnas Indonesia U-19 vs Bosnia-Herzegovina dengan sentimen positif.
“Udah bagus ko main nya. Apalagi witan memang layak banget main di liga Eropa. Kekalahannya cuma dari kesalahan sendiri yang gol bunuh diri, keseluruhan bagus, ingat bosnia itu negaranya Dzeko,” tulis @alzaaja dalam unggahan PSSI.
“Ini sejarah… timnas kita bisa memaksa tim eropa parkir bus,” tulis @DePur20.
Sedikit banyak dukungan yang diberikan oleh netizen dapat mewakili seluruh rakyat Indonesia yang bangga dengan permainan skuat asuhan Shin Tae-yong. Sebuah fenomena langka, Timnas Indonesia U-19 kalah tapi tetap didukung, tanda suporter kita mulai dewasa.
Selalu Kebobolan
Meski sudah dipuji, Timnas Indonesia U-19 tetap menyimpan catatan negatif. Yaitu, selalu kebobolan dalam semua laga uji coba di Kroasia.
Bahkan secara total, gawang Timnas Indonesia U-19 sudah kebobolan total 16 gol. Tapi jika ingin menganalisis secara dalam, sebenarnya itu juga sudah ada perbaikan.
Bagaimana tidak, kita hanya kebobolan 3 gol dalam tiga laga terakhir. Itu artinya ada sebuah perbaikan dibanding 3 laga awal sebelumnya dengan kebobolan hingga 13 gol melawan Bulgaria, Kroasia dan Arab Saudi.
Terakhir, Komang Tri Arta Wiguna ternyata menjadi pemain Timnas Indonesia U-19 asuhan Shin Tae-yong pertama yang cetak gol bunuh diri. Sebenarnya Komang Tri mencoba untuk menghalau tendangan bebas Bosnia.
Namun apes, bolanya malah masuk ke gawang Erlangga. Komunikasi dengan Erlangga atau kiper patut menjadi evaluasi bagi Komang Tri agar kesalahan gol bunuh diri tak terulang.
Gol bunuh diri pun tak masalah sebenarnya karena pemain besar seperti Rio Ferdinand dan John Terry saja pernah. Tapi yang terpenting adalah bagaimana Komang Tri bisa bangkit dan membawa Timnas Indonesia U-19 asuhan Shin Tae-yong bermain lebih baik lagi.