545 Dokter Gugur Disikat Virus Covid-19, Paling Banyak di Jatim

18 dokter meninggal dunia karena positif corona atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sejak pandemi virus corona.(Foto: Ist)

Jakarta, Gempita.co – Ketua Pelaksana Harian Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Mahesa Paranadipa Maikel, hingga Minggu (18/7/2021), menyebutkan sebanyak 545 dokter yang telah gugur akibat Covid-19.

Jumlah dokter yang paling banyak gugur terjadi di Jawa Timur mencapai angka 110 dokter, disusul DKI Jakarta sebanyak 83 dokter, Jawa Tengah 81 dokter, Jawa Barat 76 dokter, dan Sulawesi Utara 38 dokter.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Sementara untuk tenaga kesehatan (nakes), berdasarkan data Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyebutkan setidaknya 7.392 perawat terkonfirmasi dan suspect sebanyak 309, serta meninggal dunia sebanyak 445 orang.

Sementara apoteker ada 42 orang yang meninggal dunia, tenaga bidan 223 orang meninggal, dan tenaga laboratorium 25 orang meninggal dunia.

“Paling banyak dokter yang gugur adalah laki-laki, mengingat tugas-tugas yang banyak dikerjakan dokter laki-laki di area isolasi Covid-19 walaupun ada dokter perempuan yang bertugas. Ini terus kita pantau kondisinya ke depan,” kata Mahesa pada konferensi pers virtual “Update Kondisi Dokter dan Strategi Mitigasi Risiko Mencegah Kolapsnya Fasilitas Kesehatan”, Minggu (18/7/2021) .

Para dokter yang gugur itu berdasarkan spesialisasi paling banyak adalah dokter umum, kemudian diikuti oleh spesialis kandungan dan kebidanan, spesialis penyakit dalam, spesialis anak, bedah, dan anestesi.

Mahesa menjelaskan, dokter yang gugur ini merupakan tulang punggung dalam perawatan pasien Covid-19. Oleh karena itu, untuk saat ini tidak semua dokter spesialis turun ke isolasi. Hal ini mempertimbangkan faktor risiko, komorbid dan lainnya.

Mahesa mengungkapkan, kelebihan beban kerja dalam waktu yang lama menimbulkan kondisi kelelahan yang menyebabkan imunitas tenaga kesehatan menurun.

Untuk itu, PB IDI terus mengedukasi masyarakat agar tetap menjalankan disiplin protokol kesehatan (prokes) untuk pengendalian pandemi Covid-19.

“Kita tidak tahu lonjakan kasus Covid-19 ini sampai kapan, meski ada prediksi sampai dengan akhir Juli atau Agustus 2021 tetapi kalau melihat ketidakdisiplinan masyarakat ini yang kita khawatirkan justru ke depannya,” imbuhnya.

Sumber: ATN

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali