Jakarta, Gempita.co – Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, merawat 600 pasien Palestina korban agresi Israel.
Pernyataan ini disampaikan Menteri Kesehatan Palestina Mai Al Kailah saat mengunjungi RS Indonesia. Dia juga memuji keberadaan RS ini karena dinilai sangat penting terutama saat konflik dengan Israel.
Seperti dilaporkan aktivis kemanusian Indonesia di Gaza, Abdillah Onim, dalam akun YouTube-nya, Senin (31/5/2021), Kailah juga mengatakan RS Indonesia sangat berjasa bagi 450.000 warga Palestina yang tinggal di Gaza bagian Utara.
“Keberadaannya sangat penting dengan semua divisi yang dimiliki,” kata Kailah, di akun YouTube, Abdillah Onim Daily.
Dia menyatakan, rumah sakit seharusnya dibela oleh masyarakat dan lembaga internasional. Di bawah UU internasional, Konvensi Jenewa ke-4, yang telah dilanggar dan tidak dihormati oleh Israel.
Dia pun turut mengecam agresi Israel yang membuat rumah sakit rusak. Beberapa bagian bangunan terdampak rudal Israel selama serangan 11 hari.
“Kami berada di RS Indonesia yang ikut rusak saat agresi Israel berlangsung karena terkena sejumlah ledakan rudal yang ilegal secara internasional. Ini merupakan lembaga kesehatan yang seharusnya tidak dijadikan target penyerangan,” ujarnya.
Kedatangan Kailah ke Gaza dalam rangka menyapa para petugas kesehatan serta menjenguk korban agresi Israel. Pada kesempatan itu dia juga mengunjungi empat korban yang dirawat di RS Indonesia.
“Saya ingin menyapa semua orang yang ada di lembaga kesehatan, baik di Gaza, Tepi Barat, maupun Yerusalem. Merekalah yang terus berjuang selama agresi berlangsung, khususnya yang bertugas di Gaza. Kami sangat menghargai kerja mereka, siang malam, baik pegawai pemerintah, swasta, maupun warga sipil. Kitalah prajurut berseragam putih yang terus melayani warga siang dan malam,” ujarnya.
Lebih lanjut Kailah mengungkapkan, persediaan medis di Gaza terkuras untuk merawat para korban. Sebanyak 255 warga tewas dan lebih dari 1.900 lainnya luka akibat serangan Israel.
“Tidak diragukan lagi, kami sangat membutuhkan dukungan untuk meningkatkan kualitas layanan, baik alat medis maupun obat-obatan, karena agresi Israel telah menghabiskan semua stok yang ada. Oleh karena itu, harus ada pasokan yang baru agar ketersediaan obat-obatan bisa terjamin,” tuturnya.
Sumber: iNews