Kremlin, Gempita.co-Pemerintah Rusia akan mengambil alih peralatan militer berat milik Wagner Group, usai kelompok tentara bayaran itu melakukan upaya pemberontakan akhir pekan lalu.
Upaya kudeta yang dilakukan bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, memicu krisis keamanan paling serius di Rusia dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini juga membuat Presiden Vladimir Putin disebut berada dalam posisi kepemimpinan yang “lemah”.
“Persiapan sedang dilakukan untuk memindahkan peralatan militer berat dari perusahaan militer swasta Wagner, ke unit angkatan bersenjata Rusia,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip Al Jazeera.
Usai pemberontakan ini, Prigozhin akhirnya dipindahkan ke negara tetangga Belarus, sementara pasukan Wagner yang ikut memberontak diberikan opsi bergabung dengan Kemhan Rusia.
Selain itu terlepas dari upaya pemberontakan itu, Dinas Keamanan Federal Rusia mengumumkan telah menutup kasus pidana terhadap para pasukan Wagner yang berusaha menggulingkan kepemimpinan militer Rusia.
Dalam pidato pertama usai upaya kudeta, Presiden Putin menegaskan ia telah mengeluarkan perintah untuk menghindari pertumpahan darah dan memberikan amnesti kepada tentara Wagner.
Putin menuduh Ukraina dan sekutu Barat menginginkan Rusia untuk “saling membunuh” lewat upaya pemberontakan itu.
Di sisi lain, Prigozhin menyebut tindakannya bukan dimaksud untuk menantang Kremlin, melainkan aksi protes untuk menyelamatkan pasukannya dan mengungkap kegagalan militer Rusia.
“Kami pergi untuk menunjukkan aksi protes dan bukan untuk menggulingkan kekuasaan di negara ini,” tegas Prigozhin.