Prof. Dr. Suhandi Cahaya: Tanjung Lesung Bisa Saingi Bali

Suhandi Cahaya Pariwisata Tanjung Lesung
Kadis Pariwisata Provinsi Banten H. Al Hamidi, S.Sos. M.Si., menyerahkan potongan tumpeng HUT ke-8 "Sudut Pandang" kepada pegiat pariwisata, advokat senior, dosen, dan pakar hukum pidana Universitas Jayabaya Jakarta Prof. Dr. Suhandi Cahaya, SH, MH (Foto: Dok.Sudutpandang.id)

Pandeglang, Gempita.co – Pegiat pariwisata, advokat senior, dosen, dan pakar hukum pidana Universitas Jayabaya Jakarta Prof. Dr. Suhandi Cahaya, SH, MH, MBA menyatakan optimistis Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung akan bisa menyaingi destinasi wisata Pulau Bali asalkan promosinya dilakukan secara gencar dan konsisten.

Dalam paparannya pada Seminar Pariwisata Tanjung Lesung di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Sabtu (12/8/2023), Suhandi menekankan perlunya promosi gencar dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dan pihak-pihak terkait lainnya seperti yang dilakukan Pemprov Bali sejak lama.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Contoh lain, lanjutnya, adalah Pemprov Sumatera Barat yang gencar mempromosikan Pulau Siberut sehingga destinasi wisata itu dikunjungi banyak turis mancanegara yang berwisata snorkeling, diving, dan berselancar atau memancing.

Tanjung Lesung sendiri merupakan destinasi wisata di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang saat ini sedang dikembangkan oleh PT Banten West Java Tourism Development, anak perusahaan dari PT Jababeka untuk menjadi destinasi wisata berkelas internasional, seperti Nusa Dua Bali.

Tanjung Lesung dikenal sebagai kawasan resort pantai dengan area seluas 1.500 hektar dan telah menjadi pilihan banyak wisatawan lokal dan manca negara untuk dikunjungi. Saat ini destinasi wisata itu mulai menggeliat kembali pasca tsunami dan pandemi Covid-19.

Dalam pembangunannya, menurut Prof. Suhandi, Manajemen Tanjung Lesung tidak hanya melakukannya secara mandiri, tetapi juga membuka kerja sama dengan berbagai developer dan pebisnis untuk membangun business tourism, seperti tersedianya hotel, villa, cafe, theme park, dan wisata laut pantai dengan berbagai wahana petualangan dan lain-lainnya.

Menurut Pakar Hukum dari Asosiasi Advokat Indonesia itu, Manajemen Tanjung Lesung dengan status KEK Pariwisata perlu memberikan keuntungan seperti keringanan Pajak Penghasilan, free PPN, free Pajak Penjualan atas barang-barang mewah, free Bea Import, dan lain-lain.

“Sebagai manusia yang educated, kita harus optimistis menjalankan kampanye atau promosi agar destinasi wisata Tanjung Lesung dapat ‘dibanjiri’ wisatawan baik lokal maupun manca negara,” kata pakar hukum pidana kelahiran Palembang itu.

Kerja sama

Seminar Pariwisata Tanjung Lesung
Para pembicara dan moderator Seminar Nasional Pariwisata Tanjung Lesung di Tanjung Lesung Beach Hotel, Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Sabtu (12/8/2023) Foto:istimewa

Sementara itu wartawan senior Aat Surya Safaat yang juga tampil sebagai pembicara pada Seminar Pariwisata Tanjung Lesung menekankan perlunya kerja sama dan koordinasi yang lebih intens antara Pemkab Pandeglang dan Pemprov Banten dengan PT Banten West Java Tourism Development (PT BWJ).

“Kerja sama dan koordinasi Pemda dengan PT BWJ harus lebih erat karena perusahaan itu bagi Pemda setempat merupakan mitra investasi dan mitra pengembang kawasan,” kata anggota Tim Monev Percepatan Pengembangan KEK Pariwisata dalam seminar yang dibuka oleh Kadis Pariwisata Provinsi Banten dengan keynote speech dari Menparekraf Sandiaga Uno itu.

Ia menambahkan, apabila keadaan ekonomi sudah meningkat dipastkan akan banyak investor lokal maupun luar negeri yang bersedia menanamkan modal pada bisnis pariwista di Provinsi Banten tersebut.(tim)

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali