Jakarta, Gempita.co – Pemerintah Beijing baru-baru ini memperingatkan jika drone, jet tempur atau peralatan perang lain milik Amerika dikerahkan ke wilayah dan kepulauan Cina, pasti akan ditembak jatuh.
Peringatan Cina untuk menembak drone Amerika dikeluarkan di saat Amerika terus melakukan intervensi regional di dalam maupun wilayah sekitar Cina.
Dengan kata lain, Amerika terus mendukung pemisahan diri Taiwan, dan wilayah lain dari Cina, meski Beijing sudah memperingatkan, dan dalam beberapa bulan terakhir kunjungan pejabat Washington ke Taiwan mengalami peningkatan.
Selain itu, penerbangan pesawat mata-mata Amerika di perairan Laut Cina Selatan juga berlanjut. Intinya semua langkah Amerika di Asia Timur terus berlangsung, dan baru-baru ini seperti ditulis surat kabar militer Amerika, Stars and Stripes, Amerika mungkin akan menggunakan drone canggih MQ-9 di Laut Cina Selatan, LCS.
Foto-foto latihan angkatan laut Amerika, dan penggunaan drone, tersebar di media negara itu termasuk majalah resmi angkatan laut yang memperlihatkan bayangan merah wilayah Cina, dan simulasi serangan MQ-9 terhadap target buatan.
Akan tetapi pertanyaannya adalah apa tujuan sebenarnya dari penggunaan drone ini oleh pasukan Amerika di kawasan Asia Timur ?
Menurut analisa media Cina, tugas drone MQ-9 di lokasi-lokasi seperti LCS adalah untuk menggalang opini publik kawasan agar melawan Cina.
Surat kabar Global Times menulis, militer Amerika menggunakan drone untuk menciptakan provokasi khayalan, dan membangun gambaran palsu tentang perang Cina-Amerika, dan ini adalah gerakan untuk menggalang opini publik kawasan.
Para pengamat meyakini, langkah provokasi Amerika di kawasan Asia Timur telah meningkatkan risiko konfrontasi militer negara itu dengan Cina.
Salah seorang pakar militer Cina menilai rencana penggunaan drone MQ-9 Amerika di LCS sebagai pengumuman perang.
Menurutnya, jika Amerika melancarkan serangan drone, maka ini adalah pengumuman perang, dan akan membawa dampak serius bagi Amerika.
Cina pasti akan membalas serangan tersebut, terutama karena pasukan Cina memiliki banyak metode untuk melawan serangan MQ-9 yang akan menjadi target operasi dalam situasi ini.
Secara umum, langkah Amerika terkait pengiriman pejabat resmi ke Taiwan, dan meningkatkan volume transaksi penjualan senjata ke Taiwan, di samping kehadiran armada lautnya di Selat Taiwan, begitu juga penerbangan pesawat mata-mata di atas perairan LCS, telah meningkatkan kemungkinan perang.
Pejabat Amerika menyadari bahwa Cina adalah kekuatan militer terbesar ketiga dunia, dan petualangan Amerika di kawasan yang mendukung kemerdekaan Taiwan, dapat menyulut kemarahan Beijing, itupun dalam situasi panas kontestasi pemilu presiden di Amerika.