Virus Corona Makin Menggila, Bos Inter Milan Serukan Boikot Sepak Bola Internasional

MILAN, Gempita.co- Kekhawatiran mulai dirasakan pelatih klub-klub Eropa menyusul panggilan pemain-pemain ke timnas pada jeda internasional di bulan November ini. Mereka khawatir karena pandemi virus corona belum berakhir.

Dengan kondisi dan protokol kesehatan yang berbeda-beda di tiap negara pihak klub khawatir kala mereka melepas pemain ke timnas. Hal itu bisa dilihat dari Manchester United yang tak mau melepas Victor Lindelof ke Swedia untuk laga melawan Denmark karena pandemi yang meningkat di Denmark.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Hal serupa juga terjadi di Serie A. Tak ayal CEO Inter Milan Giuseppe Marotta juga menyerukan boikot sepak bola internasional di kala pandemi masih ada. Apalagi peningkatan mereka yang tertular juga meningkat di Inter, Fiorentina, Sassuolo, Genoa, Roma, dan Lazio.

“Situasi ini tidak adil. Ada area abu-abu dalam kurangnya sentralitas cara manajemen ini. Dengan cara ini, setiap otoritas kesehatan lokal menjadi pusat manajemen klub,” tutur Marotta kepada Gazzetta dello Sport.

“Saya melangkah lebih jauh, jika dihadapkan pada kasus yang positif dan ini adalah manajemen situasi secara keseluruhan, maka saya katakan mari kita memboikot tim nasional.”

“Ya, saya serius. Di sinilah kredibilitas sistem diperhatikan. Sepak bola harus terus berjalan, itu cocok untuk semua orang dan kemudian pemerintah harus membantu kami dan menetapkan aturan tertentu.”

“Jika kita butuh waktu sejenak untuk berhenti, saya usulkan agar kita semua berhenti selama 15 hari, menetapkan peraturan yang jelas dan setara untuk semua orang, lalu kita mulai lagi. Ini buruk untuk semua sepak bola Italia.”

Setiap pekannya atau kala tes baru dijalankan setidaknya ada satu atau dua pemain dengan kasus baru Covid-19. Marotta pun meminta Menteri Olahraga Italia untuk segera bertindak menetapkan aturan protokol yang merata.

“Situasi ini membuat ketimpangan, jadi saya minta Menteri Olahraga Spadafora turun tangan,” imbuh Marotta.

“Ini mengubah keteraturan berbagai turnamen. Saya merasa tidak masuk akal bahwa ASL (unit kesehatan lokal) di berbagai wilayah bertindak berbeda, dari Roma ke Milan hingga Florence.”

“Ada protokol, tapi ada juga area abu-abu ini yang diciptakan oleh kurangnya organisasi pusat. Setiap ASL kemudian menjadi penting bagi keberuntungan klub.”

“Ini membuat saya meningkatkan kewaspadaan menjadi lebih penting, seperti yang saya katakan beberapa hari yang lalu kami harus melindungi pemain dari cedera pada tugas internasional,” urai Marotta.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali