BUENOS AIRES, Gempita. Co- “Saya tidak enak badan.” Diego Armando Maradona mengatakan kalimat ini pada keponakannya. Dia kemudian kembali ke kamar dan tidur.
Siapa sangka, ternyata kalimat itu merupakan hal terakhir yang diucapkan sang legenda sepakbola.
Dia terkena serangan jantung dan meninggal dunia di kediamannya di kawasan eksklusif di San Andres, Buenos Aires, Argentina, Rabu (25/11/2020).
Pada Rabu pagi, Maradona turun untuk sarapan dengan wajah pucat. Ia juga mengeluh kedinginan.
“Me siento mal,” ujar Maradona kepada keponakannya. Dalam bahasa Indonesia, ini berarti, “Saya tidak enak badan”. Dia kemudian kembali tidur di kamarnya.
Hal ini terjadi dua minggu setelah Maradona menjalani operasi karena terdapat pembekuan darah di otaknya.
Menjelang tengah hari, perawat menemukan Maradona terkena serangan jantung. Sang perawat kemudian menelepon tim paramedis untuk membantu menyelamatkan Maradona.
Tak kurang dari sembilan ambulan datang ke rumahnya saat itu juga.
Paramedis melakukan upaya untuk menyadarkan Maradona, segera setelah mereka tiba di rumahnya. Namun nyawa Maradona tetap tak terselamatkan.
Kepala kejaksaan Argentina John Broyad, berbicara di San Andres ketika jenazah pensiunan pesepakbola itu dibawa ke kamar mayat terdekat untuk diotopsi.
“Diego Armando Maradona meninggal sekitar pukul 12 siang waktu setempat. Polisi forensik akan mulai bekerja pada pukul 4 sore (untuk otopsi),” ujar John Broyad.
“Tidak ada tanda-tanda kriminalitas atau kekerasan yang terdeteksi. Otopsi sedang dilakukan untuk menentukan dengan pasti penyebab kematian. Tetapi pada tahap ini, kami dapat mengatakan bahwa semuanya mengarah pada penyebab alami,” tambah Broyad.
Sebuah mobil jenazah kemudian membawa jasad Maradona ke kantor pemeriksa medis. Para penggemar berbaris di jalanan yang dilewati mobil jenazah Maradona, untuk memberi salam terakhir padanya.
Kabar kematiannya menyebar dengan cepat ke seluruh negeri. Presiden Argentina menetapkan masa berkabung nasional selama tiga hari untuk mengenang dan menghormati jasa Maradona.
Jam-jam terakhir dalam kehidupan mantan bintang Napoli dan Barcelona itu diputar di media Argentina pada Rabu malam. Dalam saat yang bersamaan, otopsi sedang dilakukan pada jenazahnya.
Seperti dikutip dari Daily Mail, otopsi menunjukkan Maradona meninggal karena serangan jantung yang berat.
Jenazah Maradona dijadwalkan akan dibawa ke rumah presiden Argentina, Casa Rosada, di kota Olivos untuk dapat dilihat secara pribadi pada Kamis (26/11/2020) pagi.
Ribuan penggemar masih turun ke jalan-jalan di Argentina hari ini. Sebagian dari mareka datang ke klub sepakbola yang dikelola Maradona sejak September tahun lalu, yaitu Club de Gimnasia y Esgrima La Plata di Buenos Aires.
Mereka memasang spanduk bergambar wajah sang legenda yang dilukis bersama ibunya, Dalma Salvadora Franco.
Tidak hanya di Argentina, duka mendalam pun dirasakan masyarakat di Napoli, Italia. Ribuan pelayat turun ke jalan di kota Napoli, tempat Maradona pernah mendedikasikan karir sepakbolanya.
Stadion di seluruh Eropa terdiam menjelang pertandingan Liga Champions pada Rabu malam. Dunia berduka karena kehilangan sang legenda.