Jakarta, Gempita.co-Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengatakan semua pihak harus fokus terlebih dahulu kepada penanganan Covid-19, sebelum berbicara mengenai industri dan dunia usaha.
“Dari awal program kami tidak terbalik-balik, Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja, Indonesia Tumbuh. Kalau kita tidak menyelesaikan Covid-19 tidak mungkin kita akan tumbuh di kuartal II 2022,” ujar Erick Thohir dalam webinar, Rabu, 16 Desember 2020.
Erick mengatakan Kementerian BUMN sudah meninjau ulang strategi besarnya. Berdasarkan kajiannya, hingga 2021 dunia usaha berada di fase bertahan hidup alias survival.
“Kami menjaga bagaimana melindungi BUMN terhadap dampak Covid-19,” ujar Erick dalam webinar, Rabu, 16 Desember 2020. Selama masa survival ini, Erick mengatakan klasterisasi sudah terjadi, dari 27 kluster menjadi 12 kluster dengan menggabungkan rantai pasok.
Selain itu, masing-masing perusahaan juga meningkatkan penerapan Good Corporate Governance, transparansi, hingga akuntabilitas. Memasuki kuartal II 2022, Erick mengatakan bakal melakukan restrukturisasi dan realignment.
“Bagaimana kita harus terus memperbaiki portopolio dengan restrukturisasi korporasi, konsolidasi, dan simplifikasi. Jangan ribet-ribet. Ini yang membuat kita sustain langsing, dan lari dengan cepat,” ujar Erick.
Dengan adanya Covid-19, Erick mengatakan model bisnis berubah. Ia menekankan hal tersebut kepada para direksi BUMN. Inovasi model bisnis baru harus mulai dipelajari.
“Pada 2024 harapannya transformasi dan inovasi sudah terjadi. Kita juga membuat ekosistem yang baik dengan semua,” ujar dia.
Dari segi ekonomi, Erick merasa kebijakan pemerintah sudah tepat. Kalau dibandingkan dengan G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia, menurut dia, lebih baik dari Prancis, dari Inggris, dari India.
Kalau dibandingkan kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga disebut ada perbaikan. “Ini kita akan fokuskan di kuartal IV 2020,” ujar Erick Thohir.