Tracking Mangrove Pariaman Jadi Wisata Minat Khusus di Ranah Minang

Jakarta, Gempita.co – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tak henti berupaya menjadikan hutan mangrove Pariaman sebagai destinasi wisata minat khusus untuk mendukung konservasi mangrove di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kota Pariaman.

Melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) yaitu Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, saat ini tengah dilakukan pembangunan Pusat Restorasi dan Pengembangan Ekosistem Pesisir (PRPEP) berupa Tracking Mangrove di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Plt. Ditjen PRL, TB Haeru Rahayu yang akrab disapa Tebe menjelaskan PRPEP dibangun dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan keterlibatan masyarakat dalam rehabilitasi ekosistem pesisir berkelanjutan.

“Tidak hanya berfungsi sebagai laboratorium alam, PRPEP juga difungsikan untuk destinasi wisata masyarakat atau pun wisata ilmiah,” ujar Tebe di Jakarta.

Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Dit. P4K) Muhammad Yusuf, mengharapkan munculnya dampak ekonomi dari setiap upaya konservasi bagi masyarakat disekitar hutan mangrove. Untuk itu, _community development_ menjadi dasar dalam pembangunan _tracking mangrove_.

“Berharap tracking yang dibangun ini bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, bahwa kawasan konservasi juga bisa memberi manfaat. Selain ikan bertambah, ada aspek lain yang masyarakat dapatkan di sana,” imbuh Yusuf pada Sosialisasi Tahap Akhir di Pariaman (27/12) lalu.

“Bekerjasama, sepaham, satu hati bisa jalan. Ada Kebersamaan yang harus dijaga, bersinergi, berkolabrorasi harus kita bangun untuk Indonesia yang lebih maju. Prinsipnya manajemen,” tambahnya.

Yusuf berharap, bantuan yang disalurkan KKP ini menjadi titik awal untuk memoles kawasan konservasi agar tetap bertahan dari tekanan pembangunan yang membabat alam. Melalui kegigihan dan inovasi, apa yang telah terbangun bisa berkembang besar, hingga nanti bisa menyejahterahkan masyarakat setempat.

Lebih lanjut, Yusuf berpesan agar semua terus jaga mangrove untuk laut kita. “_Mangrove for the oceans_. Tanam mangrove untuk lestarikan laut dunia,” pesannya.

Senada dengan Direktur P4K, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sumatera Barat, Yosmeri, mengingatkan agar yang telah diterima menjadi tanggung jawab bersama sehingga bantuan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

“Melanjutkan apa yang telah ada, tanggung jawab kita bersama. Bisa sukses, meningkatkan lingkungan lebih baik, menyejahterahkan masyarakat setempat, kelompok bisa beraktivitas. Tinggal memberi inovasi, belajar menjiwai. Berpikir jangka panjang sehingga bantuan bisa berkelanjutan,” tandas Yosmeri.

Mewakili kelompok pengelola, Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Apar Mandiri, Fadel Muhammad menjelaskan akan adanya penataan kawasan menjadi kawasan wisata terpadu di lokasi tracking mangrove tersebut.

“Rencananya semua dibangun kawasan wisata terpadu, satu pintu untuk _tracking mangrove_, penangkaran penyu, sekolah beruk, dan banyak lagi. Semua melibatkan masyarakat, dan kerja sama dengan dinas/komunitas yang lebih paham,” tutur Fadel semangat membangun nagarinya.

Sementara itu, Kepala BPSPL Padang, Mudatstsir menyampaikan bahwa Sosialisasi Tahap Akhir ini bertujuan memperkenalkan PRPEP berupa tracking mangrove di Pariaman dan mengajak menyukseskannya bersama-sama.

Sosialisasi turut menghadirkan dinas terkait di antaranya Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kota Pariaman, Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Pariaman, Badan Lingkungan Hidup Kota Pariaman, UPTD KKPD Kota Pariaman, Pos Angkatan Laut Pariaman, Tabuik _Diving Club_ (TDC) Kota Pariaman, serta Unit Pelaksana Teknis KKP di Sumatera Barat.

Sumber: HUMAS DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali