Jakarta, Gempita.co – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) akan memberikan pendampingan kepada koperasi pemula melalui program inkubator wirausaha.
Dilaksanakannya program ini bertujuan untuk mendampingi koperasi pemula agar lebih maju.
Program inkubator wisarausaha juga ditujukan kepada para pelaku UMKM baru. “Supaya mereka lebih bergeliat baik dalam teknologi maupun operasionalnya,” ungkap Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (22/1).
Oleh karena itu, Supomo pun menekankan bahwa pemberian pendampingan kepada koperasi pemula yang memiliki potensi besar menjadi salah satu fokus utama pada 2021.
Untuk itu, lanjut Supomo, LPDB-KUMKM bekerjasama dengan 10 inkubator yang akan memberikan pendampingan kepada koperasi dan UMKM pemula. Masing-masing inkubator akan menangani 25 peserta. “Kenapa 10? Kami seleksi juga mereka ada program apa. Jadi, tidak asal saja,” ucap Supomo.
Dalam proses seleksi inkubator, LPDB-KUMKM menyoroti beberapa poin penting. Di antaranya, legalitas yang jelas, program yang ditawarkan, pengalaman yang dimiliki, model bisnis yang ditawarkan, pola pelatihan, dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM).
Masing-masing inkubator akan diberi dana sekitar Rp250 juta hingga Rp300 juta. Untuk proses inkubasi akan dilaksanakan kurang lebih sekitar satu tahun. “Itu model reimbursement terhadap berbagai aktivitas yang mereka lakukan,” kata Supomo.
Selain program inkubator wirausaha, LPDB-KUMKM juga memberikan pendampingan langsung kepada beberapa koperasi eksisting yang dinilai memiliki potensi besar.
“Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, LPDB-KUMKM diharapkan tidak sekadar memberikan pinjaman, namun juga harus bisa membangkitkan potensi yang dimiliki koperasi,” jelas Supomo.
Supomo menjelaskan bahwa pihaknya akan melihat potensi yang dimiliki suatu koperasi. Jika sudah dinilai potensinya, LPDB-KUMKM membantu mengarahkan koperasi tersebut untuk dihubungkan ke market.
Menurut Supomo, pola kerja itu sudah dilakukan pada 2020 yang terbentuk melalui kerjasama antara LPDB-KUMKM dengan TaniHub. Dalam kerja sama itu, TaniHub berperan membantu pemasaran produk pertanian yang dihasilkan oleh koperasi.
Selain itu, TaniHub juga akan membantu melakukan Quality Assurance untuk menjaga bahwa produk yang dihasilkan layak dipasarkan, baik melalui pasar ekspor, hotel, restoran, kafe, supermarket, maupun langsung kepada customer.
“Sementara peran LPDB-KUMKM adalah memberikan dukungan kepada koperasi berupa pinjaman/pembiayaan modal kerja pembelian produk pertanian kepada koperasi,” tandas Supomo.
Yang pasti, Supomo menegaskan, koperasi yang bergerak pada bidang pangan memang menjadi fokus utama LPDB-KUMKM untuk diberikan pendampingan dalam rangka mendukung ketahanan pangan.
“Dari sekian banyak koperasi pangan, pendampingan koperasi susu menjadi salah satu fokus utama,” ungkap Supomo.
Masih tingginya impor susu menjadi alasan LPDB-KUMKM untuk fokus mendampingi koperasi susu. Impor susu nasional hingga saat ini mencapai 80 persen.
Dalam prosesnya, LPDB-KUMKM memberikan pembiayaan kepada koperasi susu untuk keperluan pakan ternak dalam bentuk konsentrat.
“Diharapkan, dengan terbantunya modal petani untuk memenuhi pakan ternak dapat meningkatkan kualitas susu sekaligus memperbanyak volume produksi,” pungkas Supomo.