Jakarta, Gempita.co – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak nelayan untuk bersama-sama menjaga keberlanjutan ekosistem laut dengan cara menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan menghindari penangkapan biota laut yang masih berukuran kecil.
Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar beserta jajaran belum lama ini melakukan kunjungan ke dua wilayah yaitu Blanakan, Subang dan Eretan, Indramayu, Jawa Barat.
Kunjungan tersebut dalam rangka mendorong nelayan menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.
“Tolong kita berusaha bertani di laut, kita tanam di laut itu, supaya besar-besar lagi ikannya, supaya subur lagi, dipupuk. Caranya bagaimana, pelan-pelan, karena alat tangkap mahal maka butuh dibantu, nanti alat tangkapnya kami bantu,” kata Antam, dalam keterangan pers yang diterima Gempita.co, Senin (8/2/2021).
Menurutnya, selain demi sumber daya laut yang berkelanjutan, penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan akan memudahkan ikan hasil tangkapan dipasarkan, khususnya diekspor. Hal ini dikarenakan pasar dunia memberlakukan pengetatan untuk ikan yang ditangkap.
“Tidak akan menerima ikan yang ditangkap menggunakan alat tangkap yang merusak lingkungan,” tegas Antam.
Pihaknya menyambut baik aspirasi dan saran para nelayan yang hadir di Aula Gedung KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, Subang agar pemerintah juga memperhatikan bantuan alat tangkap sesuai dengan kapasitas kapal, pelatihan, serta alternatif usaha lain jika nelayan tidak bisa melaut karena cuaca buruk atau paceklik.
“Itu yang kami sedang pikirkan, jadi diserasikan ikan darat dan ikan laut. Seperti di Karawang kita sedang buat contoh pembesaran ikan, baru satu bulan. Saya setuju sekali, itu masukan bagus, kami harus segera cari jalan keluarnya. Itu masukan luar biasa,” jelasnya.
Siapkan Program Bantuan
Direktur Perizinan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Ridwan Mulyana yang mendampingi Antam, menambahkan, bahwa KKP telah menyiapkan program-program bantuan dalam masa transisi menuju laut berkelanjutan.
“Kita punya program bantuan dalam masa ini, ada yang namanya permodalan, bantuan kapal dan alat penangkap ikan, kemudian diversifikasi usaha nelayan, jadi selama bapak-ibu tidak melaut tetap punya penghasilan. Kita sudah punya standar mengenai alat tangkap, supaya anak cucu kita masih kenal yang namanya ikan,” papar Ridwan.
Sumber: Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri