Jakarta, Gempita.co – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) yang bermitra dengan Komisi IV DPR RI, kembali meluncurkan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN).
Bahkan, program edukasi dan pembagian paket ikan beserta olahannya ini akan menyasar 112 kabupaten/kota yang tersebar 21 provinsi di Indonesia dan berlangsung mulai Maret hingga Juli 2021.
“Sasaran kita 56 ribu orang yang terdiri kelompok target penanganan stunting yaitu ibu hamil atau menyusui, anak balita dan remaja putri usia produktif, dan masyarakat rawan gizi lainnya,” kata Dirjen PDSPKP, Artati Widiarti, Rabu (3/3/2021).
Artati mengungkapkan, ikan menjadi salah satu sumber asupan pangan kaya protein dan Omega 3. Karenanya, ikan sangat relevan untuk mendukung program prioritas penanganan stunting.
Selain itu, dia menyebut Safari Gemarikan di daerah menjadi langkah pemerintah untuk mengedukasi sekaligus meningkatkan Angka Konsumsi Ikan (AKI) nasional.
Terkait angka konsumsi ikan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono telah menetapkan target konsumsi ikan masyarakat Indonesia pada tahun 2024 mencapai 62,05 kg/kapita.
Safari Gemarikan dimulai dari Provinsi Aceh, daerah paling barat di Indonesia. Terlebih prevalensi stunting di Provinsi Aceh masih cukup tinggi, yakni 37% (Riskesdas 2018). Bahkan di Kabupaten Aceh Tenggara, jumlah bayi 0-23 bulan yang menderita stunting mencapai 23,16%.
Total, sebanyak 1000 paket berisi olahan ikan seperti ikan tuna kaleng, abon ikan, kerupuk ikan, dimsum udang, dan bakso ikan yang diambil dari UMKM setempat dibagikan kepada warga Aceh Tenggara.
“Protein tinggi yang terkandung dalam ikan dapat mencegah stunting (gagal tumbuh) pada anak-anak,” kata Direktur Usaha dan Investasi, Catur Sarwanto.
Sehari berselang, Safari Gemarikan berlanjut ke Sumatera Barat (Sumbar). Adapun Direktur Pengolahan dan Bina Mutu, Trisna Ningsih yang hadir langsung di acara memastikan, di Sumbar, KKP menyerahkan 1.000 paket secara simbolis kepada perwakilan penerima dari 6 kabupaten/kota.
Provinsi Sumatera Barat termasuk provinsi dengan angka prevalensi stunting yang cukup tinggi. “Hal ini menyebabkan 5 kabupaten/kota menjadi lokasi fokus intervensi penurunan stunting terintegrasi pada tahun 2020 yaitu Pasaman, Pasaman Barat, Kabupaten Solok, Kabupaten 50 Kota, Pesisir Selatan, Sijunjung, Padang Pariaman, Kabupaten Agam dan Kota Padang,” terang Trisna Ningsih.
Rencananya, paket Gemarikan akan didistribusikan kepada masyarakat di 11 Kabupaten/Kota yaitu Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kota Solok, Kabupaten Sijunjung, Kota Sawahlunto, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman.
Paket tersebut berisi 1.364 ton ikan/olahan ikan diantaranya ikan tuna beku, rendang tuna, abon tuna, bakso ikan dan pempek. Trisna Ningsih menyebut, program Gemarikan ini tak hanya bermanfaat bagi penerima melainkan juga membantu penyerapan produksi dan menjaga keberlanjutan pelaku usaha dan UMKM setempat.
“Tuna dipilih karena Sumatera Barat merupakan salah satu sentra penghasil ikan tuna dan memiliki kandungan protein yang tinggi. Sebagai gambaran, dalam 100 gr ikan tuna mengandung protein 23,4 gr, lebih tinggi dibandingkan ikan kembung (21,4 gr), ikan kakap (20,5 gr), bahkan ikan salmon (19,9 gr),” jelas Trisna.
Sebagai informasi Kampanye Gemarikan di Sumatera Barat dihadiri oleh oleh Anggota Komisi IV DPR Dr. Hermanto, S.E., M.M, Direktur Pengolahan dan Bina Mutu mewakili KKP, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang, dan Lurah/Camat setempat.
Sumber: HUMAS DITJEN PDSPKP