Washington, Gempita.co – Delapan orang tewas dalam insiden penembakan di tiga spa di Atlanta Selasa sore (16/3).
Enam di antara korban diketahui sebagai perempuan keturunan Asia. Kepolisian Atlanta mengatakan telah menangkap tersangka pelaku, Robert Aaron Long, yang berusia 21 tahun, dan masih menyelidiki motif penembakan.
Kantor berita Yonhap mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan melaporkan bahwa diplomat di Atlanta telah memperoleh kepastian dari polisi, bahwa empat di antara korban tewas adalah perempuan keturunan Korea.
Ditambahkan, kantor konsulat mereka di Atlanta masih berupaya mengkonfirmasi kewarganegaraan para korban itu.
Koresponden VOA di Gedung Putih mengabarkan bahwa Presiden Joe Biden telah mendapat penjelasan melalui telepon dari Jaksa Agung Merrick Garland dan Direktur FBI Christopher Wray tentang insiden penembakan itu.
Insiden penembakan ini kembali menguatkan kekhawatiran meningkatnya sentimen anti-Asia di Amerika beberapa minggu terakhir ini. Stop AAPI Hate – suatu LSM yang dibentuk untuk menanggapi meningkatnya diskriminasi anti-Asia sejak bermulanya pandemi virus corona Maret 2020 lalu, menyebut penembakan di Atlanta ini sebagai “tragedi yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata” dalam komunitas yang selama ini sudah mengalami begitu banyak tindakan diskriminatif.
Laporan yang baru saja dirilis Stop AAPI Hate menunjukkan peningkatan laporan sentimen anti-Asia sejak Maret 2020 hingga Februari 2021, yang jumlahnya kini mencapai 3.795 kasus. Enam puluh delapan persen kasus itu merupakan pelecehan secara verbal, namun ada pula serangan fisik dan serangan di dunia maya. Laporan itu menunjukkan perempuan 2,3 kali lebih sering menjadi sasaran dibandingkan laki-laki.
National Association for the Advancement of Colored People NAACP, suatu organisasi hak-hak sipil yang berdiri sejak tahun 1909 mengatakan “aksi penembakan ini merupakan contoh yang menjijikkan dan mengganggu tentang bagaimana penyebaran terorisme domestik dibiarkan mengoyak komunitas. Tindakan-tindakan ini merupakan manifestasi nyata ketika kata-kata kebencian melahirkan tindakan kebencian!”
Konsul Jenderal Indonesia di Houston Andre Omer Siregar kepada VOA mengatakan telah meningkatkan komunikasi tidak saja di antara sesama kantor Konsulat Jenderal Indonesia di beberapa negara bagian lain, tetapi juga dengan diaspora Indonesia di wilayah kerja KJRI Houston dan otorita berwenang.
Ada sekitar 30.000 warga Indonesia di wilayah kerja KJRI Houston yang mencakup negara bagian Arkansas, Alabama, Florida, Georgia, Louisiana, Mississippi, New Mexico, Oklahoma, Tennessee, dan Texas. Khusus di kota Atlanta, Georgia, terdapat sekitar 3.500 warga Indonesia yang bekerja di beragam sektor.
“Hingga hari ini belum ada laporan tentang adanya warga Indonesia atau diaspora Indonesia yang menjadi korban kekerasan atau tindakan diskriminasi, yang terjadi lebih terkait isu konsuler… Namun kami tetap peka, kami meningkatkan komunikasi tidak saja dengan diaspora Indonesia tetapi juga polisi Atlanta dan pihak keamanan diplomatik untuk memantau. Saya pesan kepada masyarakat, please stay safe and please stay calm karena ini sudah semakin build up (meningkat.red), sudah terjadi sejak Maret lalu ketika pandemi merebak. Kita berharap ini bisa segera selesai dan we begin a new normal,” ujar Andre.
Sumber: VoA