Jakarta, Gempita.co – Inovasi teknologi alat penangkapan ikan terus dikembangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat perikanan. Salah satu upaya yang dilakukan KKP dengan rekayasa bubu lipat hasil inovasi teknologi Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang.
KKP melalui BBPI Semarang tengah menyiapkan bubu lipat ukuran besar untuk melatih nelayan Belitung pekan depan. Hal ini juga sejalan dengan rencana KKP untuk menjadikan Belitung sebagai lokasi pengembangan dan pembangunan kampung nelayan maju yang merupakan salah satu program prioritas Menteri Trenggono.
Kepala BBPI Semarang, Widodo, mengatakan, nelayan Belitung masih dominan menggunakan alat penangkapan bubu tradisional yang terbuat dari bambu. Selain ukurannya yang besar dan membutuhkan ruang besar untuk penyimpanan, juga tidak tahan lama.
“Kita siapkan bubu lipat yang terbuat dari besi galvanis, kawat dan tali berjenis Polyethylene (PE) dan Polyamide (PA). Bisa dilipat, lebih ringkas dan tidak memerlukan banyak tempat di atas kapal perikanan,” jelas Widodo, dalam keterangannya, Kamis (18/3/2021).
Jenis bubu lipat hasil inovasi BBPI Semarang ini juga memiliki karakteristik yang kuat dan tahan lama. Sehingga tidak membutuhkan biaya besar untuk pemeliharaannya.
Widodo menjelaskan, kegiatan yang dilakukan oleh BBPI Semarang sejalan dengan program Menteri Trenggono untuk menyejahterakan nelayan. Salah satu upayanya dengan memberikan pendampingan dan pelatihan teknis penggunaan alat penangkapan ikan.
“Kami siap membantu para nelayan dengan inovasi teknologi alat penangkapan untuk meningkatkan hasil tangkapan. Sebelumnya nelayan Natuna juga pernah kita latih dengan model bubu lipat yang sama dan responnya positif,” tuturnya.
Dia juga terbuka apabila ada nelayan daerah lain yang ingin memanfatkan teknologi inovasi alat penangkapan ikan ramah lingkungan sesuai karakteristik perairannya.
“Silakan diusulkan ke kami, sudah menjadi tugas BBPI Semarang untuk melaksanakan penerapan dan pengembangan teknik penangkapan ikan yang ramah lingkungan,” pungkasnya.
Sumber: Humas Ditjen Perikanan Tangkap