Kemenkop UKM Menerapkan Bisnis Korporatisasi dan Ciptakan Koperasi Pangan Modern

Cikarang, Gempita.co – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) kian memantapkan strategi menerapkan model bisnis korporatisasi petani dan menciptakan koperasi pangan modern. Salah satunya lewat kerja sama yang telah terjalin dengan TaniHub Group sebagai agregator.

TaniHub sendiri merupakan perusahaan agriculture technology. Melalui kerja sama kemitraan tersebut diharapkan TaniHub mampu menyerap hasil produk pertanian maupun perkebunan dengan pola yang menguntungkan bagi petani.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Bentuk keseriusan KemenkopUKM dibuktikan dengan kunjungan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki ke NFC Tanihub Group di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (20/3). Sebelumnya, Teten juga sudah melihat langsung pabrik Processing and Packing Center (PPC) TaniHub di Malang, Jawa Timur pada November 2020 lalu.

Teten menegaskan, pihaknya menggandeng TaniHub lantaran startup pertanian ini telah memiliki infrastruktur yang mumpuni. Upaya tersebut, sambungnya, sejalan dengan tugas yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada kementeriannya untuk membangun koperasi-koperasi pangan yang meliputi industri pertanian, perternakan, dan perikanan.

“Agar kita mampu membangun sistem produksi pangan nasional modern, yang lebih menjamin kualitas supply lebih stabil,” katanya.

Diakui Teten, hingga saat ini, sebagian kebutuhan pangan dalam negeri masih dipenuhi dari hasil impor. Oleh karena itu, dengan korporatisasi petani diharapkan kebutuhan pangan dalam negeri bisa dicukup dari produk lokal.

“Korporatisasi petani mengkonsolidasikan petani perorangan yang berlahan sempit untuk tergabung dalam koperasi pangan modern sehingga tercipta komoditi rantai pasok baik untuk pasar domestik maupun ekspor,” ujar Teten.

Menurut Teten, adanya kepastian pasar bagi produksi pertanian ini juga sekaligus memudahkan koperasi dalam meraih pembiayaan. Sebab, selama ini koperasi sektor produktif seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan dianggap sebagai sektor yang berisiko tinggi bagi perbankan.

“Jadi jika kita sekarang membangun koperasi pangan terhubung dengan market dan rantai pasok, maka akan mendorong perbankan lebih berani membiayai sektor pangan kita,” imbuhnya.

Ke depan, Teten berharap, akan banyak pihak lain, tak hanya TaniHub, yang bermitra dengan petani dalam menyerap hasil produksi pangan. Dengan demikian, target pemenuhan industri pangan dalam negeri bisa terwujud lebih cepat.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali