Kembangkan Usaha Nelayan Dimasa Pandemi, KKP Latih Pengolah Ikan Kota Sorong

Ambon, Gempita.co – Guna menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta menerapkan inovasi pada usaha perikanan untuk menambah penghasilan rumah tangga, terlebih di masa pandemi Covid-19, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menyelenggarakan Pelatihan Aspirasi Diversifikasi Produk Hasil Perikanan di Kota Sorong Provinsi Papua Barat pada 6-7 April 2021.

Difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Ambon, pelatihan diadakan guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta dalam melakukan diversifikasi produk hasil perikanan.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Sebanyak 90 peserta setempat diberi materi mengenai sanitasi dan hygiene, pembuatan risoles ikan, pembuatan kaki naga, pembuatan ikan asap menggunakan asap cair sampai dengan cara menganalisa hasil usaha perikanan yang dijalankan. Dengan mengutamakan protokol kesehatan, pelatihan dilakukan dengan metode blended online.

Ditemui secara terpisah, Kepala BRSDM, Sjarief Widjaja menyebut, komoditas perikanan merupakan sektor jual yang cepat mengalami kerusakan dan tidak tahan disimpan terlalu lama dalam keadaan utuh. Ia menyebut, pelatihan berperan dalam meminimalisir tingkat kerusakan produk perikanan dengan dilakukannya diversifikasi olahan yang lebih tahan lama namun tetap bernilai jual stabil.

“Ikan itu masalahnya ada pada tingkat kesegarannya, jika disimpan terlalu lama nilai jualnya akan turun dibandingkan dengan yang segar. Bahkan, tanpa wadah pendingin yang memadai, ikan akan cepat rusak sehingga tidak berdaya jual lagi,” ucapnya.

“Melalui diversifikasi olahan ikan, produk perikanan dapat bertahan lebih lama dengan nilai jual yang tetap stabil. Bahkan, hasil olahan dapat memberi nilai tambah dari harga jual ikan awalnya,” jelas Sjarief.

Sjarief menyampaikan, bahwa pelatihan juga merupakan bentuk dukungan terhadap program pemberdayaan nelayan yang dicanangkan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP. Mengacu pada arah kebijakan KKP dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024, dinyatakan bahwa salah satu upaya pemerintah untuk pembangunan perikanan tangkap yakni dengan mengupayakan pengembangan pemukiman nelayan maju.

Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati menyatakan, diversifikasi pangan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya serap pasa, dimana inovasi olahan dapat meningkatkan permintaan serta menciptakan alternatif pengembangan usaha bagi pengolah hasil perikanan.

“Kami tahu ikan merupakan salah satu pangan utama di Kota Sorong, tapi sering kali ikan ini masih dijual atau diolah tetap dalam bentuk ikan utuh saja. Padahal, jika diolah dalam bentuk lainnya yang lebih menarik lagi bagi seluruh kalangan usia, produk hasil perikanan ini bisa meningkatkan daya serap pasar, sehingga lebih banyak bagi pengolah ikan yang dapat mengembangkan usahanya,” pungkasnya.

“Saya harap pelatihan ini bisa memberikan ilmu tambahan bagaimana cara-cara agar bapak-ibu sekalian dapat mengolah ikan-ikan hasil tangkapannya menjadi bentuk olahan yang bernilai tambah,” ucap Lilly.

Menyambut baik kegiatan ini, Anggota DPR RI Dapil Provinsi Papua Barat, Robert Joppy Kardinal menyatakan bahwa produksi sektor perikanan di Kota Sorong semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ikan yang dihasilkan meliputi ikan pelagis seperti tuna dan cakalang; ikan demersal seperti kerapu dan kakap, serta sumber lainnya seperti udang dan cumi-cumi. Potensi tersebut menjadi peluang yang baik untuk pengembangan usaha pengolahan produk hasil perikanan.

“Kota Sorong, Papua Barat dan sekitarnya ini memang daerah pusat perikanan. Daerah ini memiliki potensi yang sangat kaya, hasil tangkapan ikannya pun sangat bervariasi. Sangat baik bila masyarakat kami ini didukung untuk mengembangkan usaha perikanannya, salah satunya yaitu dengan menyalurkan hasil tangkapan ikan ini kedalam usaha diversifikasi olahan ikan,” jelasnya.

Robert menyebut, pengembangan usaha bagi masyarakatnya telah menjadi perhatiannya mengingat dinamika pandemi Covid-19. Ia berharap, melalui pelatihan, penduduk Kota Sorong dapat menambah pendapatannya melalui usaha olahan ikan.

“Kita tidak akan pernah tau kapan dilema pandemi ini akan selesai, saya berharap dalam pada itu, bapak-ibu disini dapat mengambil ilmu yang bermanfaat untuk mengembangkan usahanya, yang berujung pada kesejahteraan bapak-ibu juga,” tuturnya.

Sebagai informasi, Pelatihan Diversifikasi Produk Hasil Perikanan di Kota Sorong dihadiri oleh peserta yang didominasi oleh perempuan, hal ini sejalan dengan program pemberdayaan wanita yang juga terus digencarkan oleh KKP. Diharapkan industri pengolahan ikan dapat terus tumbuh guna mendukung pengembangan usaha keluarga nelayan berwawasan gender. Tak hanya itu, pelatihan juga merupakan sebuah gerakan untuk menggalakkan gemar makan ikan bagi masyarakat Indonesia khususnya Kota Sorong agar dapat meningkatkan asupan gizi bagi masyarakat dan juga keberlanjutan usaha di tengah pandemi Covid-19.

*KKP Tingkatkan Kapasitas SDM Sulawesi Tengah*

Tak berhenti di peningkatan pengembangan usaha, peningkatan kapasitas SDM melalui rangkaian pelatihan di berbagai penjuru daerah pun digalang KKP demi menggenjot pencapaian 3 program prioritas utama Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Ketiga program tersebut yakni peningkatan PNBP dari sumber daya perikanan tangkap dan peningkatan kesejahteraan nelayan, pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor didukung riset kelautan dan perikanan, serta pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

Pada 5-6 April 2021, Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Bitung bekerjasama dengan DPD Provinsi Sulawesi Tengah menyelenggarakan ragam pelatihan secara serentak di 2 lokasi wilayah yang meliputi:
1. Pelatihan Perawatan Motor Bensin dan Motor Diesel bagi 30 Orang Masyarakat Pelaku Utama KP di Kabupaten Banggai Kepulauan
2. Pelatihan Pembuatan Alat Tangkap Tuna Hand Line bagi 30 Orang Masyarakat Pelaku Utama KP di Kabupaten Banggai Laut

Difasilitasi oleh BP3 Bitung, pelatihan diadakan guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam melakukan perawatan motor bensin dan motor diesel serta dalam membuat alat tangkap tuna handline. Hal ini demi memaksimalkan kegiatan penangkapan ikan yang kemudian menyejahterakan nelayan di kedua kabupaten ini.
Ditemui secara terpisah, Kepala BRSDM, Sjarief Widjaja menyebut bahwa umumnya, nelayan di kedua kabupaten ini merupakan nelayan tradisional yang dicirikan dengan peralatan tangkap yang sederhana dan armada yang masih kecil serta areal penangkapan di sekitar pantai. Padahal, aktivitas perikanan di daerahnya terhitung tinggi melihat kenaikan jumlah nelayan pertahunnya.

Hal ini membuat kompetensi mengenai teknologi mesin kapal dan alat penangkap ikan termutakhir penting untuk diajarkan kepada nelayan di kedua kabupaten tersebut.

“Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki tujuh kecamatan yang kesemuanya memiliki potensi perikanan, sehingga jumlah nelayan pada setiap kecamatan tersebut yang meningkat setiap tahunnya dapat menggambarkan aktivitas perikanan di daerah masing-masing. Maka nelayan-nelayannya perlu ditunjang dengan ilmu-ilmu modern, sehingga tidak terus mengandalkan alat-alat tradisional yang kurang efisien,” jelas Sjarief.

Terlebih, Sjarief menyatakan bahwa perekonomian di Kabupaten Banggai Kepulauan dominan dibangun oleh sektor pertanian terutama subsektor tanaman pangan dan perkebunan dengan kontribusi pada tahun 2001 sebesar 23,77% dan 13,77% terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Sektor lain yang memberikan kontribusi terhadap PDRB yang cukup besar adalah sektor perdagangan hotel dan restoran, yaitu sebesar 18,10%. Sementara sektor perikanan dan kelautan memberikan kontribusi yang jauh lebih kecil.

“Angka kontribusi sektor kelautan dan perikanan kepada PDRB hanya sebesar 5,94%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk saat ini sektor perikanan dan kelautan masih belum menjadi sektor utama dalam menggerakkan perekonomian daerah Banggai Kepulauan. Padahal, potensi perikanan di daerah ini sangat besar,” pungkasnya.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banggai Laut, Balsam Sarikaya menyebut bahwa masih sedikit dari nelayan daerahnya yang melakukan aktivitas penangkapan ikan tuna, ini terbukti dari banyaknya nelayan yang menangkap ikan tuna adalah nelayan dari luar kabupaten. Untuk itu, ia berharap pelatihan dapat memperbaharui pola pikir masyarakat untuk menangkap tuna yang bernilai jual tinggi.

“Nelayan-nelayan kami masih sedikit yang melakukan aktivitas penangkapan ikan tuna, yang banyak menangkap tuna di perairan kami justru nelayan dari luar daerah,” ujar Balsam.

“Semoga pelatihan ini dapat merubah pola pikir masyarakat kami agar dapat memulai melakukan aktivitas penangkapan ikan tuna yang memiliki nilai jual tinggi di pasar dunia sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Banggai Laut,” tutur Balsam.

Ia pun berharap agar pelatihan SDM ini dapat menumbuhkembangkan animo masyarakat Sulawesi Tengah untuk membuka usaha bengkel-bengkel sederhana yang menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat di daerah ini.

“Terutama di tengah pandemi Covid-19 yang melanda, mudah-mudahan program serupa akan semakin banyak muncul di kabupaten kami sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah,“ ucapnya.

Mengindahkan pelatihan ini, Basri, salah satu anggota Koperasi Mina Sejahtera Banggai Laut yang mengikuti pelatihan pembuatan alat tangkap handline di Kabupaten Banggai Laut, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan pelatihan. Menurutnya, ilmu yang didapat mengenai penangkapan ikan tuna mulai dari jenis alat tangkap yang digunakan sampai dengan teknik penangkapannya sangat berguna dalam memantik semangat nelayan untuk memperluas komoditas tangkapannya.

“Memang nelayan-nelayan seperti kami ini masih kurang ilmunya untuk menangkap tuna, salah satunya juga karena rata-rata masih nelayan tradisional jadi tidak terbiasa menangkap tuna. Seusai (pelatihan) ini, muncul motivasi baru bagi kami untuk mencoba melirik usaha penangkapan tuna yang nilai ekonomisnya tinggi, semoga dengan itu pendapatan kami bisa naik juga,” ucap Basri.

Sebagai informasi, KKP juga terus berupaya dalam meningkatkan kapasitas SDM dari jajaran ASN kelautan dan perikanan sebagai garda terdepan pendukung kegiatan kelautan dan perikanan negara. Melalui kerja sama antara BRSDM KP dengan Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP), KKP menyelenggarakan kegiatan Workshop Pembinaan Kelayakan Dasar Bagi Penyuluh Perikanan Satminkal Maros pada 5-10 April, 2021.

Diadakan melalui sambungan zoom dengan metode blended online di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros, penyuluh perikanan sebanyak 215 hadir untuk mendapatkan kompetensi mengenai kebijakan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan bagi unit pengolah perikanan skala mikro dan kecil. Melalui kegiatan, tumbuhkembangnya kapasitas penyuluh perikanan yang berkualitas diharapkan dapat mendukung 3 program prioritas KKP dengan lebih baik lagi.

Sumber: HUMAS BRSDM

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali