Jakarta, Gempita.co – Ekspor rempah-rempah Indonesia meningkat belasan persen pada tahun 2020 secara year on year (YoY) yang bahkan juga disertai dengan kenaikan nilai ekspor.
Direktur Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertaniaan Dedi Junaedi dalam acara peluncuran Sustainable Spices Initiative Indonesia yang dipantau daring di Jakarta, Kamis, peningkatan volume ekspor dipimpin oleh komoditas cengkeh yang naik 83,3 persen dengan nilai ekspor meningkat 58,3 persen.
“Di tengah pandemi COVID-19, sektor pertanian menggembirakan di mana usaha sektor lain tumbuh negatif, justru pertanian bisa tumbuh positif. Lebih mengembirakan beberapa komoditas rempah meningkat volume ekspornya secara Year on Year di tahun 2020 dibandingkan 2019. Contoh lada itu tahun 2020 meningkat 12,8 persen, pala meningkat 14,4 persen, kayu manis meski tidak signifikan meningkat 0,71 persen,” kata Dedi.
Namun terdapat tantangan dalam produksi rempah-rempah nasional yaitu rendahnya produktivitas yang sebagian besar dikarenakan usia tanaman yang sudah tua. Selain itu juga perlu pembinaan terhadap petani dalam penanganan mutu hasil panen, peningkatan daya saing, serta akses pasar.
“Kami di Kementerian Pertanian meluncurkan Program Gerakan Peningkatan Produktivitas untuk nilai tambah, daya saing, dan akses pasar. Prioritas hingga 2024 yaitu prioritas membangun logistik benih, kami menargetkan 500 juta benih, termasuk dari 14 komoditas di dalamhnya ada pala, lada, kayu manis,” kata Dedi seperti dikutip Antara.
Dedi berharap ke depannya inisiatif melalui Sustainable Spices Initiative Indonesia dapat bersinergi dan berkolaborasi dalam rangka meningkatkan daya saing, nilai tambah, dan akses pasar produk rempah-rempah Indonesia.