Masih Nekat Mudik ke Sragen, Siap-siap Diisolasi di Rumah Angker

Ilustrasi rumah berhantu/shutterstock

Sragen, Gempita.co – Kepala Desa Sepat Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Jawa Tengah membuat terobosan bagi perantau yang masih bandel pulang kampung ke wilayahnya.

Mereka akan dipaksa masuk ke rumah angker yang sudah lama kosong untuk menjalani isolasi mandiri. Hal ini dilakukan untuk mencegah mewabahnya virus Corona (Covid-19).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Saat ini, sudah ada 5 orang yang dimasukan ke rumah angker yang disiapkan kepala desa setempat untuk mengisolasi pemudik bandel.

“Satgas Lawan Covid-19 telah menyediakan rumah kosong berhantu sebagai tempat karantina untuk warga yang membandel,” ujar Kepala Desa Sepat Mulyono, Selasa (21/4/2020).

Sebelumnya, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mendapat laporan ada dua orang warga di Desa Jabung, Kecamatan Plupuh, Sragen, yang enggan karantina mandiri di rumah.

“Salah satu desa di Plupuh tadi melapor. Ada dua warga di Plupuh yang sepakat dan mau karantina mandiri tetapi di tengah jalan melanggar komitmen itu. Akhirnya, dua warga itu dimasukan ke rumah kosong dan berhantu lalu dikunci dari luar. Kalau mereka itu bisa patuh mestinya tidak sampau dimasukkan ke rumah kosong dan dikunci dari luar,” ungkapnya.

Yuni, sapaan akrab Bupati Sragen, juga memerintahkan Camat Miri, untuk membersihkan rumah angker di tengah sawah sebagai tempat karantina warga yang menolak karantina mandiri di rumah selama 14 hari.

“Kalau pemudik di Sragen menolak karantina mandiri, desa bisa mengambil tindakan tegas, salah satunya memasukkan mereka ke rumah angker,” tegasnya.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali