Rayakan Idul Adha, Bangladesh Cabut ‘Lockdown’

Dhaka, Gempita.co – Bangladesh mencabut kebijakan lockdown sejak 15 Juli untuk memberi kesempatan bagi Muslim untuk merayakan Idul Adha.

Sejumlah pakar medis mengatakan, meski sejumlah protokol medis tetap diberlakukan, lonjakan kasus diperkirakan akan terjadi dan bukan tidak mungkin menyebabkan ambruknya sistem layanan kesehatan negara itu yang saat ini sudah kewalahan.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Penangguhan lockdown tersebut mendapat kecaman para pakar kesehatan. Mereka memperingatkan bahwa kebijakan itu dapat memperburuk lonjakan berkelanjutan yang dipicu oleh varian Delta yang sangat menular, yang pertama kali terdeteksi di negara tetangga, India.

Be-Nazir Ahmed, seorang pakar kesehatan masyarakat, mengatakan, “Banyak orang, mungkin jutaan, sudah mudik ke desa mereka untuk merayakan Idul Adha. Jadi, banyak dari mereka yang sebenarnya membawa virus ini dari satu bagian negara ke bagian lain, atau ke daerah mana yang mungkin tidak terpengaruh sebelumnya. Melalui mereka, daerah-daerah itu akan terpengaruh sekarang. Jadi, ini satu. Kedua, karena pembukaan pasar, banyak orang keluar dari rumah. Jadi, apa yang akan terjadi adalah penyebaran akan semakin meluas.”

Ia mengatakan, sebulan setelah Idul Adha akan menjadi waktu yang kritis bagi negara itu yang hingga Senin (19/7) mencatat hampir 1,1 juta infeksi dan hampir 18.000 kematian akibat pandemi.

Terlepas dari peringatan dari para ahli, pemerintah mengumumkan bahwa mulai 15 hingga 23 Juli, semua pembatasan akan dicabut dan semua kegiatan publik akan dibuka kembali sehingga rakyat negara itu dapat merayakan Idul Adha yang biasanya menggairahkan perekonomian.

Walhasil, kerumunan orang terlihat memadati mal-mal dan pasar-pasar untuk berbelanja memenuhi kebutuhan perayaan Idul Adha, dan yang lainnya memadati pelabuhan-pelabuhan dan terminal-terminal untuk mudik ke kampung halaman.

Sumber: voa

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali