Ratusan Korban Jiwa Merenggut Warga India, Akibat Bencana Banjir dan Longsor

New Delhi, Gempita.co – Banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di India pada Jumat (23/7/2021), akibat perubahan iklim yang memicu terjadinya hujan deras.

Lebih 100 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 1.000 orang yang terjebak banjir berhasil dievakuasi.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Kolektor Distrik Nidhi Chaudhary dan pejabat pemerintah negara bagian Sagar Pathak merinci jumlah korban. Mereka menyatakan sebanyak 54 orang meninggal dunia karena empat kejadian tanah longsor di distrik Raigad dan Ratnagiri di negara bagian Maharashtra barat pada Kamis dan Jumat. Banyak dari mereka yang diselamatkan terdampar di atap dan bahkan di atas bus di jalan raya.

Pathak mengatakan lebih dari 30 orang hilang setelah tanah longsor. Chaudhary mengatakan hujan telah melambat, tetapi ketinggian air naik lagi karena air pasang pada Jumat. Tim penyelamat telah mencapai daerah yang paling parah terkena dampak.

Bencana yang disebabkan oleh tanah longsor dan banjir biasa terjadi di India selama musim hujan Juni-September. Hujan lebat melemahkan fondasi bangunan yang sering kali dibangun dengan buruk.

Sebanyak 27 orang meninggal akibat rumah-rumah yang runtuh atau tersapu oleh air banjir yang deras di distrik Satara. Lebih dari 20 kematian telah dilaporkan dari distrik timur Gondia dan Chandrapur.

Perdana Menteri Narendra Modi menyampaikan rasa sedih atas jatuhnya korban jiwa.

“Situasi di Maharashtra karena hujan lebat sedang dipantau secara ketat dan bantuan diberikan kepada yang terkena dampak,” katanya melalui akun Twitter.

Bencana di wilayah lain membuat sebuah rumah runtuh setelah hujan lebat di daerah Shivaji Nagar di Mumbai timur pada Jumat. Bencana ini menewaskan sedikitnya empat dua orang dan melukai delapan lainnya. Sedangkan di distrik Ratnagiri, 200 orang diselamatkan dari daerah perbukitan setelah hujan lebat pada Kamis.

Di kota pesisir Chiplun, rumah bagi 70.000 orang, lebih dari separuh wilayahnya terendam banjir.

Kementerian Pertahanan mengatakan tentara, angkatan laut, penjaga pantai, dan Pasukan Tanggap Bencana Nasional membantu dalam operasi penyelamatan.

Sebuah pernyataan angkatan laut India mengatakan pihaknya mengerahkan helikopter untuk mengevakuasi orang-orang yang terdampar dan mengirim tim penyelamat dengan perahu ke wilayah tersebut.

Ahli meteorologi mengatakan curah hujan setinggi 30 sentimeter yang turun sejauh pada Juli di Hyderabad, salah satu pusat teknologi informasi India, adalah yang terbesar pada bulan yang sama dalam 10 tahun. Pintu air salah satu waduk utama, Osman Sagar, dibuka untuk pertama kalinya dalam satu dekade untuk membuang kelebihan air.

Sumber: asiatoday

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali