Persaingan Kurs Mata Uang, Dolar AS Tekan Yuan China

Selama 3 bulan menumpas serangan virus corona, Pemerintah Tiongkok telah menghabiskan dana sekitar 116, miliar Yuan atau setara dengan Rp246,7 triliun. (Foto: Reuter/Net)

Jakarta, Gempita.co – Kurs Yuan anjlok sebanyak 195 basis poin menjadi 6,4929 terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Rabu.

Laporan kantor berita Antara, Rabu (28/7/2021), di pasar spot valuta asing China, yuan diperbolehkan naik atau turun sebesar 2 persen dari tingkat paritas tengahnya setiap hari perdagangan. Kurs tengah yuan terhadap dolar AS didasarkan pada rata-rata tertimbang harga yang ditawarkan oleh pelaku pasar sebelum pembukaan pasar uang antarbank pada setiap hari kerja.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Sementara itu, dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB). Investor menunggu hasil pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve minggu ini untuk sinyal apapun tentang kapan bank sentral akan mulai mengurangi pembelian asetnya.

Greenback terpangkas 0,263 persen di 92,362 pada perdagangan sore, tetapi masih dalam jarak dekat dari tertinggi 3,5 bulan di 93,19 yang dicapai pada 21 Juli.

Mata uang AS telah meningkat secara luas selama lebih dari sebulan di tengah ekspektasi bahwa ketika pemulihan ekonomi meningkat, The Fed akan mulai mengurangi dukungan moneternya untuk menjaga inflasi tetap terkendali. Tetapi peningkatan kasus varian delta covid-19 dapat mengaburkan prospek tersebut.

“Dolar telah mengalami lonjakan musim panas yang bagus dan saya pikir risiko peristiwa yang ditimbulkan oleh The Fed sudah cukup untuk sedikit menekan dolar,” kata Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions Joe Manimbo.

The Fed memulai pertemuan dua hari pada Selasa waktu setempat, diikuti oleh konferensi pers oleh Ketua Jerome Powell pada Rabu waktu setempat.

“Saya pikir dia hanya akan memberi sinyal ke pasar bahwa mereka telah mendiskusikan ukuran tapering (pengurangan pembelian obligasi), mereka mendiskusikan bagaimana tapering, tetapi mereka masih dalam sikap menunggu dan melihat, mengingat di mana kita berada dalam pemulihan,” kata Analis Pasar Senior Oanda Edward Moya.

“Jadi, mereka akan mencoba untuk mengalah, tapi saya pikir akan ada beberapa hawkish,” tandasnya.

Sumber: ATN

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali