Kabul, Gempita.co – Taliban, Sabtu (14/8), merebut satu kota besar yang dijaga ketat di Afghanistan utara dan mendekati Ibu Kota Kabul. Ini kemunduran besar bagi pemerintah.
Puluhan ribu warga Afghanistan telah meninggalkan rumah mereka. Banyak dari mereka takut kembali ke pemerintahan Taliban yang opresif.
Kelompok itu sebelumnya memerintah Afghanistan berdasar hukum Islam. Perempuan dilarang bekerja atau bersekolah, dan tidak boleh meninggalkan rumah tanpa ditemani muhrim.
Penarikan pasukan asing dan runtuhnya dengan cepat pasukan Afghanistan – meskipun bertahun-tahun dibantu Amerika dengan biaya ratusan miliar dolar – menimbulkan kekhawatiran bahwa Taliban akan kembali berkuasa atau negara itu hancur akibat pertempuran faksi-faksi.
Warga Afghanistan berdatangan ke bandara internasional Kabul dalam beberapa hari ini, hendak terbang keluar, bahkan ketika lebih banyak pasukan Amerika tiba untuk, antara lain, membantu mengevakuasi Kedutaan Besar Amerika.
Presiden Joe Biden telah menyetujui tambahan 1.000 tentara untuk ditempatkan di Afghanistan, menurut pernyataan seorang pejabat pertahanan.
Pasukan Amerika juga akan membantu mengevakuasi warga Afghanistan yang bekerja dengan militer selama perang hampir 20 tahun.
Marinir pertama tiba pada Jumat (13/8). Sisanya diperkirakan Minggu (15/8). Penempatan mereka menimbulkan pertanyaan apakah pemerintah akan memenuhi tenggat penarikan 31 Agustus atau tidak.
Angkatan Udara Amerika telah melancarkan beberapa serangan udara untuk membantu Afghanistan di darat, tetapi tampaknya tidak banyak membendung kemajuan cepat Taliban.
Sumber: voa/AP