Lonjakan Kasus Covid-19 Bikin Rumah Sakit Singapura Kewalahan

Jakarta, Gempita.co – Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan, rumah sakit di Singapura
Tertekan dengan adanya lonjakan kasus Covid-19.

Dikutip Dari Channel News Asia (CNA), Minggu (19/9/2021), Ia mengatakan unit darurat (A&E) serta bangsal umum di rumah sakit Singapura kini berada ‘di bawah tekanan’. Singapura terus mengalami kenaikan kasus Covid harian sebulan ini, hingga 1000 kasus dalam dua hari terakhir.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Dalam sebuah posting Facebook, Ong mengatakan Kementerian Kesehatan (MOH) meminta masyarakat mulai usia 12 hingga 69 tahun yang sudah divaksinasi penuh dan tidak memiliki komorbiditas untuk isolasi mandiri (isoman) di rumah. Diketahui lebih dari 98% kasus tidak memiliki gejala atau gejala ringan.

MOH juga menyarankan pasien ke fasilitas perawatan masyarakat alih-alih rumah sakit. Termasuk menyiapkan lebih banyak fasilitas perawatan masyarakat yang bisa dipakai darurat dalam minggu mendatang.

“Ini agar tempat tidur rumah sakit, layanan A&E sampai ke mereka yang ‘paling’ membutuhkan. Kapasitas ICU kami masih bertahan, tetapi A&E dan bangsal umum yang mendapat tekanan,” kata Ong.

“Rumah sakit dan petugas kesehatan kami tidak dapat terlalu terbebani. Pada titik ini, ini adalah tantangan terbesar Depkes dan kami melakukan yang terbaik untuk menyelesaikannya.”

Tiga rumah sakit umum telah memperingatkan waktu tunggu yang lebih lama untuk pasien masuk departemen A&E mereka. Antara lain Rumah Sakit Tan Tock Seng (TTSH), Rumah Sakit Khoo Teck Puat (KTPH) dan Rumah Sakit Universitas Nasional (NUH).

“Minggu terakhir sangat berat,” kata TTSH pada Minggu, menambahkan bahwa mereka telah menerima kasus positif dan dugaan ‘lebih tinggi dari biasanya’ melalui ambulans dan walk-in di A&E-nya.

“Dengan lonjakan kasus komunitas, kami bekerja keras untuk membuka lebih banyak ruang tunggu dan penyaringan, dan mengaktifkan lebih banyak bangsal dan staf untuk meningkatkan respons Covid-19 kami. Karenanya mungkin ada ketidaknyamanan seperti waktu tunggu yang lebih lama, janji temu klinik yang dijadwalkan ulang atau pembatasan kunjungan.”

Singapura kini tercatat memiliki total 77.804 kasus infeksi, bertambah 1.012 kasus dan 60 kasus kematian, menurut data Worldometers per Senin (20/9/2021).

Sumber: cnbc

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali