Ribuan Karung Pasir Tambal Tanggul Laut yang Jebol di Semarang

Gempita.co – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, riibuan kantong pasir telah digunakan untuk menambal tanggul laut yang bocor di kawasan Tanjung Emas Semarang sehingga menyebabkan banjir rob menggenangi wilayah tersebut sejak awal pekan ini.

Tercatat 3.500 kantong pasir dari Pelindo, 1.000 kantong pasir dari PT. Lamicitra Nusantara, dua truk tronton kantong pasir dari DPU Kota Semarang dan juga material dari Kementerian PUPR, telah digunakan untuk menambal tanggul laut secara darurat.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Menurut BNPB, tim gabungan itu juga menggunakan potongan bambu dan peralatan lain seadanya untuk menambal dua titik tembok tanggul laut yang jebol. Yang satu jebol sepanjang 20 meter di PT. Lamicitra Nusantara dan lainnya tujuh meter di sisi barat.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam rilis Sabtu (28/5) ini mengatakan bahwa beberapa kendala yang menjadi tantangan bagi tim gabungan dalam penanganan darurat adalah masih berlanjutnya gelombang pasang. Selain itu juga kondisi wilayah terdampak di Kelurahan Tanjung Mas dengan topografi yang mengakibatkan air sulit keluar, terbatasnya pompa air dan akses menuju lokasi yang sulit dilalui.

Berdasarkan data perkembangan Jumat (27/5), hampir seluruh wilayah kabupaten dan kota di sepanjang pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah dilanda banjir rob dan gelombang pasang. Adapun wilayah terdampak adalah Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang.

Peristiwa banjir rob yang meluas itu menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dipicu oleh beberapa faktor. Antara lain, adanya fenomena perigee, yakni kondisi jarak terdekat bulan dengan bumi. Pada kondisi ini, orbit bulan berada di dekat bumi dan dapat mempengaruhi adanya pasang surut air laut. Adapun faktor lain adalah adanya peningkatan ketinggian gelombang yang terjadi di utara jawa.

Sebelumnya BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini sejak 13 Mei 2022 terkait adanya potensi banjir pesisir di beberapa wilayah Indonesia yang bersamaan dengan datangnya fase bulan purnama dan perigee. Menurut BMKG, banjir rob seperti yang terjadi di sepanjang pantura diprediksi dapat berlangsung hingga beberapa hari ke depan.

Sumber: BNPB

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali