Sri Lanka Utang Lagi, China Segera Cairkan Rp59 Triliun

Gempita.co – China akan menyetujui pinjaman US$ 4 miliar atau setara Rp 59,9 triliun untuk Sri Lanka.

Sri Lanka yang sebelumnya sudah terjerat utang China senilai Rp118 Triliun, kini mengajukan utang baru.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Mengutip Bloomberg, Jumat (15/7/2022), Sri Lanka melanjutkan negosiasi dengan China untuk bantuan dan yakin Beijing akan setuju pada titik tertentu.

“Kolombo meminta China untuk pinjaman sebesar US$1 miliar atau Rp14,9 triliun untuk membayar jumlah yang setara dengan utang China yang akan jatuh tempo tahun ini,” kata Duta Besar Sri Lanka untuk China, Palitha Kohona dalam satu wawancara dengan Bloomberg.

Menurut Kohona, Sri Lanka juga mencari jalur kredit US$1,5 miliar atau Rp 22,4 triliun untuk membayar impor China dan aktivasi swap US$ 1,5 miliar.

“Kami yakin bahwa pada titik tertentu sistem China akan menyetujui permintaan kami karena ini bukan permintaan yang tidak masuk akal,” kata Kohona yang dikutip laporan itu.

“Kami telah mengajukan permintaan serupa kepada kreditur lain. Sri Lanka membutuhkan dana untuk membawa stabilitas sistem keuangan kami dan kami yakin bahwa China akan datang ke pesta lebih cepat,” tambahnya.

Ranil Wickremesinghe menjadi penjabat presiden setelah Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari Sri Lanka pada Rabu (13/7), terbang pertama ke Maladewa dan kemudian ke Singapura.

Kantor perdana menteri mengatakan Wickremesinghe dilantik pada hari Jumat sebagai presiden sementara oleh Ketua Hakim Jayantha Jayasuriya.

Sri Lanka kekurangan uang untuk membayar impor kebutuhan pokok seperti makanan, pupuk, obat-obatan, dan bahan bakar untuk 22 juta penduduknya.

Penurunan ekonominya yang cepat menjadi lebih mengejutkan karena, sebelum krisis keuangan ini, ekonomi telah berkembang, dengan kelas menengah yang tumbuh dan nyaman.

Protes menggarisbawahi kejatuhan dramatis klan politik Rajapaksa yang telah memerintah Sri Lanka selama hampir dua dekade terakhir.

Pendeta Jeewantha Peiris, seorang imam Katolik dan pemimpin protes, mengatakan negara itu telah “melalui perjalanan yang sulit.”

“Kami senang sebagai upaya kolektif karena perjuangan Sri Lanka ini diikuti oleh seluruh warga Sri Lanka, bahkan diaspora Sri Lanka,” ujarnya.

Para pengunjuk rasa memasak dan membagikan nasi susu yakni makanan yang dinikmati orang Sri Lanka untuk merayakan kemenangan, setelah Rajapaksa mengundurkan diri.

Di lokasi protes utama di depan kantor presiden di Kolombo, orang-orang menyambut baik pengunduran dirinya tetapi bersikeras bahwa Wickremesinghe juga harus menyingkir.

Sumber: ATN

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali