AHY Desak Indonesia Tegas Kepada Presiden Prancis

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meminta pemerintah untuk melakukan lockdown dalam jangka pendek untuk mengantisipasi penyebaran corona. (Foto: radarbogor)

Jakarta, Gempita

Co– Lama tidak muncul di hadapan publik, anak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini iba-tiba mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Ia meminta Indonesia sebagai negara dengan pupolasi Islam terbesar untuk bersikap tegas terkait pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Menurut Agus Harimurti Yudhoyono, yang akrab disapa AHY yang juga merupakan Ketua Umum Partai Demokrat mengaku memantau situasi Indonesia, terutama dunia.

Melalui akun Twitter miliknya @AgusYudhoyono ia memberikan pendapat terkait situasi saat ini yang sedang terjadi.

“Saya mengikuti perkembangan berita ttg kontroversi Presiden Perancis Emmanuel Macron terkait penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW. Dilihat dari aspek apapun, sikap Macron tetap tidak bisa dibenarkan,” tulis akun @AgusYudhoyono seperti dilihat mantrasukabumi.com pada Jumat, 30 Oktober 2020.

Saya mengikuti perkembangan berita ttg kontroversi Presiden Perancis Emmanuel Macron terkait penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW. Dilihat dari aspek apapun, sikap Macron tetap tidak bisa dibenarkan.— Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (@AgusYudhoyono) October 29, 2020

Karena itulah menurut AHY Indonesia yang memiliki populasi muslim terbesar di dunia memiliki tanggung jawab moral menyuarakan suara muslim dunia.

“Sbg negara dgn populasi Muslim terbesar dunia, Indonesia punya tanggung jawab moral utk suarakan aspirasi Muslim dunia. Saya jg mengajak sdr2 umat Islam utk menahan diri & tdk terprovokasi. Mari kita buktikan, Islam sbg Rahmatan Lil Alamin, membawa rahmat & pesan damai bagi dunia,” lanjutnya.

Sbg negara dgn populasi Muslim terbesar dunia, Indonesia punya tanggung jawab moral utk suarakan aspirasi Muslim dunia. Saya jg mengajak sdr2 umat Islam utk menahan diri & tdk terprovokasi. Mari kita buktikan, Islam sbg Rahmatan Lil Alamin, membawa rahmat & pesan damai bagi dunia— Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (@AgusYudhoyono) October 29, 2020

AHY mengatakan sebagai negara dengan demokrasi yang mapan, Prancis seharusnya paham jika yang dilakukan salah satu warganya dapat melukai umat Islam dunia.

“Kebebasan dlm demokrasi hrs didasari pd toleransi & penghormatan thdp keberagaman, termasuk dlm konteks agama. Masy Perancis dgn demokrasi yg mapan tentu paham, menjadikan Nabi Muhammad SAW sbg kartun bs melukai umat Islam dunia. Sayang, hal semacam itu seolah dibiarkan berulang2,” bebernya.

Kebebasan dlm demokrasi hrs didasari pd toleransi & penghormatan thdp keberagaman, termasuk dlm konteks agama. Masy Perancis dgn demokrasi yg mapan tentu paham, menjadikan Nabi Muhammad SAW sbg kartun bs melukai umat Islam dunia. Sayang, hal semacam itu seolah dibiarkan berulang2— Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (@AgusYudhoyono) October 29, 2020

Karena itulah, AHY meminta pemerintah untuk bersikap tegas serta memastikan kontroversi ini tidak berlarut-larut, sebab saat ini dunia sedang menghadapi pandemi.

“Untuk itu, mewakili @PDemokrat, saya mendorong & mendukung pemerintah RI utk bersikap tegas. Pemanggilan Dubes Perancis oleh @Kemlu_RI hrs pastikan pesan Indonesia benar2 didengar. Jangan membiarkan kontroversi ini berlarut2 & timbulkan hal2 tdk produktif di tengah pandemi,” pungkasnya.

Untuk itu, mewakili @PDemokrat, saya mendorong & mendukung pemerintah RI utk bersikap tegas. Pemanggilan Dubes Perancis oleh @Kemlu_RI hrs pastikan pesan Indonesia benar2 didengar. Jangan membiarkan kontroversi ini berlarut2 & timbulkan hal2 tdk produktif di tengah pandemi— Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (@AgusYudhoyono) October 29, 2020

Seperti diketahui, Macron akhir-akhir ini menjadi sorotan dunia Islam setelah mengeluarkan pernyataan kontroversial merespon kasus Samuel Paty yang tewas dibunuh setelah menujukkan karikatur Nabi Muhammad.

Bahkan Macron menyatakan dirinya tidak akan mencegah penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad. Ia beranggapan hal tersebut sebagai bentuk kebebasan berekspresi.

Terbaru Macron menyebut seruan pemboikotan produk negaranya oleh Turki sebagai ulah minoritas radikal.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali