Ajib, Kalahkan David Copperfield, Wong Brebes Sulap Gundukan Sampah Jadi Pasar

Pasar Nyemek Nyemek di Bantaran Kali Pemali Pasar Desa Pebatan Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes/ist

Brebes, Gempita.co – Pesulap internasional David Copperfield hingga lokal Pak Tarno rasanya sulit untuk menyulap gundukan sampah menjadi pasar.

Namun, hal luar biasa dilakukan Pemerintah Desa Pebatan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes Jawa Tengah, yang mampu menyulap gundukan sampah menjadi sebuah pasar tradisional.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Namanya pasarnya pun terbilang unik, yakni “Pasar Nyemek-Nyemek”. Dalam bahasa lokal Brebes, “Nyemek-nyemek” artinya pas sesuai porsinya alias tidak berlebihan.

Menurut Kepala Desa Pebatan, Muhammad Abdul Ghofur, dulunya pasar yang diresmikan sejak Minggu (2/8/2020) ini, dipenuhi sampah rumah tangga. Kondisinya semakin memprihatinkan pasca banjir pada tahun 2017 silam.

“Untuk pembersihan saja dibutuhkan alat berat, dan butuh waktu satu bulan,” ujar Abdul Ghofur dilansir dari harianbrebes.com, Senin (10/8/2020).

Ia mengatakan, pihaknya beserta warga masih terus berbenah untuk mengembangkan berbagai titik yang bisa dikembangkan di pasar tersebut.

“Kedepan kita melakukan pembenahan dan pengembangan, terutama menambah spot dan fasilitas baru. Targetnya, setahun sudah punya wahana outbond,” imbuhnya.

Sekarang, kata dia, di sepanjang bantaran Kali Pemali ada sekitar 1.500 bibit pohon yang baru ditanam untuk menahan abrasi sekaligus difungsikan sebagai taman.

“Sehingga kedepannya membuat lokasi pasar semakin menarik, dan nyaman dikunjungi,” katanya.

Salah satu pengelola sekaligus bagian publikasi “Pasar Nyemek-Nyemek”, Dedi Agustyan menerangkan, jika pohon itu sudah tumbuh besar, posisi pasar akan ditata kembali agar lebih nyaman di bawah pohon rindang.

“Bantaran Kali Pemali juga diubah menjadi tempat bermain bagi warga desa, seperti sepak bola, panjat tebing, bola volly hingga area khusus swafoto alias selfie,” jelas Dedi.

Desa Wisata

Pengunjung Pasar Nyemek Nyemek/dok.FB Siti Ani Choriyah

Kendati demikian, Dedi yang juga pengelola salah satu Grup Facebook Pemali Brebes menilai bantaran Kali Pemali ini belum pantas disebut sebagai tempat wisata.

“Namun konsepnya kedepan kita berharap Desa Pebatan bisa menjadi desa wisata. Sambil berjalan, kita melakukan pembenahan dan pengembangannya dibantu semua lembaga yang ada di desa hingga para donatur,” ucapnya.

“Sementara ini kita fokus dengan konsep pasar dulu, jadi saat ini kita masih malu disebut tempat wisata. Oleh karena itu, yang kita jual di sini kemeriahan sehingga pengunjung merasa terhibur di Pasar Nyemek Nyemek,” lanjutnya.

Tidak hanya menghadirkan suasana yang meriah, Dedi mengatak di pasar tersebut juga menyediakan jajanan tradisional hingga beragam kuliner lainnya.

“Kita berharap di area pasar juga ada ikon andalan, yakni tugu yang di atasnya ada ikan baramundi atau kakap putih dengan lantai bintang delapan di bawahnya,” harapnya.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali