Analisis Ekonom: Tunda Kenaikkan Harga Komoditas, Daya Beli Rakyat Baru Pulih

Jakarta, Gempita.co – Berbagai harga mulai dari cukai rokok hingga pangan. Terakhir ada wacana kenaikan tarif KRL, mengawali perekonomian Indonesia diawal tahun 2022.

Bahkan pada kuartal II-2022 nanti juga akan dilakukan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dipastikan akan menyebabkan harga merangkak dari saat ini.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Ekonom BCA David Sumual menilai kenaikan berbagai macam harga ini akan memicu inflasi yang lebih tinggi di tahun ini. Sebab, tanpa ada kenaikan harga inflasi sudah dipastikan naik, apalagi ditambah kenaikan harga.

Oleh karenanya, ia berharap pemerintah bisa menunda kenaikan harga beberapa komoditas yang akan dilakukan di tahun ini. Apalagi daya beli masyarakat baru saja pulih, sehingga jika dilakukan kenaikan akan kembali tertekan.

“Ya memang kalau serempak pasti akan memberatkan masyarakat. Daya beli masyarakat masih dalam tahap pemulihan, baru saja membaik dari sebelumnya. Kalau terpukul lagi dengan kenaikan ini akan mempengaruhi sentimen dan confident masyarakat dalam berbelanja,” ujarnya dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (14/1/2022).

Apalagi, tanpa kenaikan harga yang dilakukan pemerintah, produsen juga akan menaikkan harga di tahun ini. Hanya saja menunggu waktu yang tepat.

“Karena harga energi dan komoditas global sudah pada naik, banyak produsen yang belum menaikkan harga, padahal laba dan margin mereka tertekan. Mereka belum naikkan harga karena daya beli lemah. Tapi nanti akan dinaikkan,” kata dia.

Oleh sebab itu, koordinasi di pemerintahan terkait dengan kenaikan harga yang diatur pemerintah ini harus lebih diperkuat. Sehingga kebijakan yang dikeluarkan tidak menimbulkan dampak ke inflasi.

“Kalau menurut saya perlu ada koordinasi antar lembaga-lembaga atau kementerian yang mengatur administered price ini untuk menghindari dampaknya ke inflasi,” jelasnya.

Ia memperkirakan jika kenaikan tetap terjadi maka tak bisa dihindari inflasi tahun ini akan lebih tinggi dari yang ditetapkan. Dimana inflasi tahun ini diprediksi 3%.

“Kemungkinan inflasi bergerak naik di tahun ini, mengarah kemungkinan di atas 3% atau sekitar 3%-4% di tahun ini,” pungkasnya.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali