Gempita.co- Indonesia hingga saat ini masih terus berjuang melawan pandemi COVID-19. Mulai dari menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat hingga percepatan vaksinasi COVID-19 pun tengah dilakukan pemerintah.
Tampaknya usaha dari pemerintah dengan masyarakat yang menaati peraturan tersebut, mulai menunjukkan hasil yang baik. Hal ini bisa dilihat dari angka COVID-19 yang mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir.
Seperti yang terjadi di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, jumlah pasiennya diketahui terus berkurang dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini terjadi seiring dengan menurunnya kasus harian di Ibu Kota Jakarta.
Berdasarkan data per Sabtu (7/8) pukul 08.00 WIB, tinggal 1.950 pasien COVID-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet. Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian mengatakan bahwa jumlah pasien pagi ini berkurang dibandingkan dengan data kemarin. “Jumlahnya berkurang 52 orang, semula 2.002 jadi 1.950,” tutur Aris, Sabtu (7/8).
Lebih lanjut, Aris mengatakan bahwa seluruh pasien COVID-19 itu dirawat di empat tower RS Wisma Atlet Kemayoran, yakni tower 4, 5, 6, dan 7 yang memiliki kapasitas sebanyak 7.894 tempat tidur. Para pasien itu umumnya mengalami gejala sedang hingga berat.
Aris mengungkapkan bahwa dalam 24 jam terakhir, ada satu pasien COVID-19 yang meninggal saat tengah menjalani perawatan di Wisma Atlet. Sedangkan untuk pasien COVID-19 dengan gejala ringan atau pun tanpa gejala, menjalani perawatan di RSDC Rusun Nagrak serta RSDC Pasar Rumput.
Berdasarkan data Sabtu (7/8) pagi, Aris menuturkan bahwa jumlah pasien di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, masih tetap berada di angka 61 orang. Tidak berkurang atau pun bertambah dari data kemarin.
Sementara untuk jumlah pasien di RSDC Pasar Rumput, ada 401 orang yang tengah menjalani perawatan. “Jumlahnya berkurang 17 orang dibandingkan data kemarin,” terang Aris.
Terkait dengan penurunan kasus COVID-19 di DKI Jakarta ini, Gubernur Anies Baswedan menyebut bahwa berkurangnya penularan virus ini merupakan keberhasilan program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan secara lebih ketat. Bukti dari keberhasilan itu dapat dilihat dari angka kasus aktif yang turun hampir 10 ribu kasus dalam dua pekan.