Gempita.co – Brasil dan Argentina kembali membahas persiapan mata uang bersama pada pertemuan puncak di Buenos Aires pekan ini dan akan mengundang negara Amerika Latin lainnya.
Pembahasan mengenai mata uang oleh Brasil dan Argentina telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir tetapi pembicaraan kandas karena penentangan bank sentral Brasil terhadap gagasan tersebut.
Laporan Financial Times, fokus awal adalah pada bagaimana mata uang baru, yang menurut Brasil disebut Sur, dapat meningkatkan perdagangan regional dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
“Akan ada keputusan untuk mulai mempelajari parameter yang diperlukan untuk mata uang bersama, yang mencakup segala sesuatu mulai dari masalah fiskal hingga ukuran ekonomi dan peran bank sentral,” kata menteri ekonomi Argentina Sergio Massa dikutip Senin (23/1/2023).
Sergio Massa mengatakan jika pembahasan mata uang bersama ini akan menjadi studi tentang mekanisme inegrasi perdagangan dan akan menjadi Langkah pertama dalam perjalanan panjang yang harus dilalui Amerika latin.
Berdasarkan laporan Financial Times juga, serikat mata uang yang mencakup seluruh Amerika Latin akan mewakili sekitar 5 persen dari PDB global. Serikat mata uang terbesar di dunia, euro, mencakup sekitar 14 persen dari PDB global bila diukur dalam dolar.
Proyek ini kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun untuk membuahkan hasil dimana sebelumnya Eropa membutuhkan waktu 35 tahun untuk menciptakan euro.
Pengumuman resmi diharapkan selama kunjungan presiden Brazil, Luiz Inácio Lula da Silva ke Argentina yang dimulai pada Minggu malam. Pembahasan sebelumnya tersandung penolakan Bank Sentral Brazil namun saat ini kedua negara sama-sama diperintah oleh pemimpin sayap kiri, dimana akan ada dukungan politik yang lebih besar.
Perkembangan perdagangan antara Brazil dan Argentina, mencapai US$26,4 miliar dalam 11 bulan pertama tahun lalu, naik hampir 21 persen pada periode yang sama tahun 2021. Kedua negara tersebut adalah kekuatan pendorong di belakang blok perdagangan regional Mercosur, yang meliputi Paraguay dan Uruguay.
Inflasi tahunan Argentina sebelumnya mendekati 100 persen karena bank sentral mencetak uang untuk membiayai pengeluaran.
Selama tiga tahun pertama Presiden Alberto Fernández menjabat, jumlah uang yang beredar di publik telah meningkat empat kali lipat dan denominasi peso terbesar bernilai kurang dari US$3 pada nilai tukar paralel yang banyak digunakan.
Argentina sebagian besar telah terputus dari pasar utang internasional sejak gagal bayar tahun 2020 dan masih berutang lebih dari US$40 miliar kepada IMF dari dana talangan tahun 2018.
Pertemuan di Buenos Aires tersebut akan dihadiri oleh Presiden Kolombia Gustavo Petro bersama dengan Gabriel Boric dari Chili dan tokoh-tokoh kontroversial lainnya seperti presiden revolusioner sosialis Venezuela Nicolás Maduro dan pemimpin Kuba Miguel Díaz-Canel. Tetapi Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador menghindari perjalanan ke luar negeri dan tidak dijadwalkan untuk berpartisipasi.
Kawasan itu perlu mendiskusikan pembangunan ekonomi seperti apa yang diinginkannya pada saat dunia memiliki kebutuhan akan makanan, minyak, dan mineral.
Sumber: ATN