ARNO Mewakili Muslim Rohingya Ucapkan Terima Kasih buat Warga Aceh dan Pemerintah Indonesia

Organisasi Nasional Arakan Rohingya (ARNO) menyampaikan ungkapan terima kasih kepada masyarakat dan pemerintah Indonesia atas keputusan penyelamatan 100 pengungsi Rohingnya yang terkatung-katung di lautan. (Foto: Antara)

London, Gempita.co – Organisasi Nasional Arakan Rohingya (ARNO) menyampaikan ungkapan terima kasih kepada masyarakat dan pemerintah Indonesia atas keputusan penyelamatan 100 pengungsi Rohingnya yang terkatung-katung di lautan. Pekan lalu, masyarakat Aceh menyelamatkan dan memberikan tempat berlindung kepada para pengungsi Rohingnya tersebut.

ARNO, yang berbasis di London, Inggris, itu mengatakan apa yang ditampilkan Indonesia adalah demonstrasi nyata dari persaudaraan, kepemimpinan dan gerakan kemanusiaan yang menonjol.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“ARNO meminta agar pemerintah Indonesia terus memberikan bantuan sementara sampai sumber daya yang memadai tersedia bagi para pengungsi untuk mendapatkan tempat berlindung yang aman dan sumber makanan,” ungkap siaran pers yang diterima pada Senin (29/6/2020).

Organisasi itu kemudian menyerukan kepada para pemimpin ASEAN untuk mengatasi akar penyebab krisis Rohingya dan masalah pengungsi mereka, untuk menekan pemerintah Myanmar untuk mengakhiri genosida dan apartheid di Myanmar yang menyebabkan kondisi untuk menciptakan peluang bagi jaringan perdagangan gelap untuk berkembang di wilayah yang mempengaruhi ASEAN dan negara-negara lain.

“Dan untuk mendukung hak-hak orang Rohingya untuk diakui secara hukum sebagai etnis minoritas di Myanmar serta pemulihan kewarganegaraan penuh yang konsisten dengan kebangsaan etnis lain di Myanmar,” ungkapnya.

“Wilayah ini harus bersatu dalam menciptakan solusi jangka panjang yang memfokuskan upaya konkret dalam memberikan kerja sama timbal balik dan bantuan teknis untuk semua negara di kawasan ini untuk mengakhiri perdagangan manusia dan penyelundupan manusia yang terus terjadi,” sambungnya.

Upaya ASEAN, jelasnya, dalam hal ini melemah dan mendorong Rohingya kembali ke laut atau mencegah kapal-kapal berlabuh tidak akan menghentikan atau mencegah perdagangan manusia di laut lepas.

Mereka juga meminta Amerika Serikat dan Uni Eropa membantu ASEAN untuk memastikan bahwa perjanjian internasional untuk menghentikan dan mencegah perdagangan manusia diberlakukan di Myanmar.

“Kami meminta semua negara untuk memberikan bantuan bagi program penegakan hukum yang sah, yang meliputi penuntutan pelaku, sehingga perdagangan manusia, kejahatan terhadap kemanusiaan dihentikan di wilayah tersebut,” tukasnya.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali