AS Serang ISIS dari Udara, 3 Tewas dan 4 Lainnya Terluka

Gempita.co – AS mengklaim telah membunuh seorang “perencana” ISIS lewat serangan pesawat nirawak (drone).

Seorang pejabat AS mengatakan serangan pesawat nirawak dilakukan terhadap seorang militan ISIS yang merencanakan aksi teror.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Drone yang diterbangkan dari Timur Tengah itu menyerang kelompok militan tersebut bersama seorang anggota ISIS lainnya saat mereka berada dalam sebuah mobil.

Kedua orang itu diyakini telah tewas, kata pejabat tersebut. Di Jalalabad, tetua komunitas Malik Adib mengatakan tiga orang tewas dan empat lainnya terluka dalam serangan drone semalam.

Dia mengaku telah dipanggil oleh Taliban yang sedang menyelidiki insiden itu. “Perempuan dan anak-anak ada di antara para korban,” kata Adib yang mengaku tidak memiliki informasi tentang identitas mereka.

Seorang komandan senior Taliban mengatakan beberapa anggota ISIS-K telah ditangkap karena terlibat dalam serangan di Kabul. “Mereka sedang diinterogasi oleh tim intelijen kami,” kata dia.

Jumlah warga Afghanistan yang tewas dalam serangan bom di bandara bertambah menjadi 79 orang, sementara yang terluka mencapai 120 orang, kata seorang pejabat rumah sakit pada Jumat.

Sejumlah media melaporkan korban tewas mencapai 170 orang. Serangan tersebut menegaskan kondisi politik sebenarnya yang dihadapi Barat.

Bekerja dengan Taliban, yang selama ini mereka perangi, mungkin memberikan peluang terbaik bagi mereka untuk mencegah Afghanistan menjadi ladang yang subur bagi kelompok bersenjata.

“Indikasi awalnya adalah kami membunuh target. Kami tahu tak ada korban dari warga sipil,” kata pihak militer AS tentang serangan drone itu dalam sebuah pernyataan.

Komando Pusat AS mengatakan serangan tersebut dilakukan di Nangarhar, provinsi sebelah timur Kabul yang berbatasan dengan Pakistan. Tidak disebutkan apakah target serangan itu terlibat dalam ledakan bom di bandara.

Warga Jalalabad, ibu kota Nangarhar, mengatakan mereka mendengar sejumlah ledakan dari serangan udara pada Jumat (27/8) sekitar tengah malam.

Namun belum jelas apakah suara ledakan itu berasal dari drone AS. Gedung Putih mengatakan beberapa hari mendatang akan menjadi operasi evakuasi AS yang paling berbahaya. Pentagon menyebut AS telah mengevakuasi 110.000 orang dari Afghanistan dalam dua minggu terakhir.

AS memperkirakan keterlibatan dengan Taliban akan diperlukan setelah penarikan pasukan agar evakuasi selanjutnya dapat dilakukan, kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki. “Kenyataannya, Taliban mengendalikan sebagian besar Afghanistan,” katanya seperti dilansir dari laman Antaranews.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali