Ashraf Ghani Muncul dan Tolak Kabar Bawa Rp 2,4 Triliun

Kabul, Gempita.co – Presiden Afghanistan Ashraf Ghani
(72) menegaskan lari dari negaranya untuk mencegah pertumpahan darah. “Jika saya tetap tinggal, saya akan menyaksikan pertumpahan darah di Kabul,” katanya dalam sebuah video yang disiarkan di Facebook pada Rabu (18/8) malam. Ia berada di Uni Emirat Arab (UEA).

Ghani mengaku meninggalkan Kabul yang tengah dikepung milisi Taliban pada Minggu (8/8) malam, atas saran pejabat pemerintahnya. “Kabul tidak boleh diubah menjadi Yaman atau Suriah lain karena perebutan kekuasaan, jadi saya terpaksa pergi,” ujarnya.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Tapi pernyataan Ghani tersebut ditanggapi sinis di dalam negeri. Ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional Abdullah Abdullah dengan kasar mengatakan Ghani seorang pengecut. “Bangsa Afghan akan menghakimi dia,” kata Abdullah, Kamis (19/8) pagi. Ia bersama eks Presiden Hamid Karzai memimpin perundingan pemerintahan transisi dengan Taliban.

Kemunculan Ghani tersebut sekaligus menghapus spekulasi ia lari ke Tajikistan, Uzbekistan, Kazakhstan, atau Oman. Mantan kandidat Sekjen PBB 2007 itu juga menampik tudingan membawa kabur duit negara 169 juta dolar AS, lebih dari Rp 2,4 triliun.

“Saya pergi hanya dengan rompi dan beberapa pakaian. Pembunuhan karakter terhadap saya telah berlangsung, bahwa saya membawa lari uang,” katanya.

Duta Besar Afghanistan untuk Tajikistan Mohammad Zahir Aghbar dalam konferensi pers kemarin meminta interpol menangkap Ghani karena telah menggarong kas negara 169 juta dolar AS. “Pelariannya merupakan pengkhianatan terhadap negara dan bangsa,” ujarnya.

Menteri Pertahanan Bismillah Khan termasuk yang tidak percaya Ghani. Ia mencuit. “Mereka yang memperdagangkan atau menjual Tanah Air harus dihukum dan ditangkap,” katanya, dengan menyertakan tagar #InterpolArrestGhani.

Namun Ghani bergeming. Ia mengaku saat ini tengah mengkonsultasikan kepulangannya ke Kabul. “Sehingga saya dapat melanjutkan upaya untuk keadilan, nilai-nilai Islam, dan nasional yang sejati,” katanya.

Tidak jelas dengan siapa Ghani berkonsultasi. Ia sudah tidak punya teman di Afghanistan semenjak kabur diam-diam. Para menterinya menyebut Presiden ke-14 itu sudah tak layak jadi pemimpin.

“Bahkan Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya,” Abdullah Abdullah menegaskan.

Sumber: berbagai sumber

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali