Jakarta Gempita.co – Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah merupakan sentra utama produsen gurami di Indonesia. Namun, penyakit gurami yang melanda sejak 2018 lalu menurunkan kinerja produksi gurami di daerah ini.
Guna mengatasinya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pembenihan Ikan Gurami dan Penyerahan Calon Induk Ikan Gurami Hybrid Bagi Masyarakat Perikanan di Kabupaten Banyumas pada 27-28 Maret 2021.
Difasilitasi oleh instruktur dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal dan Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, pelatihan ditargetkan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat dalam melakukan usaha pembenihan ikan gurami. Hal ini demi meningkatkan mutu benih ikan yang dihasilkan, yaitu benih yang sesuai dengan klasifikasi bibit unggul.
Pelatihan dihadiri oleh 100 orang peserta yang merupakan pelaku utama budidaya ikan di Kabupaten Banyumas. Dengan tetap menjaga protokol kesehatan, pelatihan dilakukan menggunakan metode blended system.
Adapun 16 ekor calon indukan gurami hybrid yang diberikan BRPI Sukamandi diserahkan melalui Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Pandak Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banyumas untuk selanjutnya akan diatur pemanfaatannya secara merata kepada setiap Pokdakan.
Ditemui secara terpisah, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM), Sjarief Widjaja menyebut bahwa kegiatan ini sejalan dengan program prioritas KKP yang tengah menargetkan peningkatan produksi ikan budidaya mencapai 19,47 juta ton di tahun 2021, lebih tinggi dari target produksi tahun 2020 yang sebelumnya sebanyak 18,44 juta ton. Dalam rangka mencapainya, transfer ilmu dari hulu ke hilir pun perlu dilakukan.
“Saat ini, KKP menargetkan kenaikan produksi budidaya perikanan sebanyak 1,03 juta ton dari tahun 2020. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan kompetensi masyarakat dari hulu sampai hilir yaitu mulai dari benih, pakan, probiotik, hingga pemasaran. Melalui diseminasi pelatihan yang sinergis, diharapkan kompetensi masyarakat dapat terpenuhi demi meningkatkan produksi ikan di daerah,” ucapnya.
Terlebih, Sjarief berharap agar Kabupaten Banyumas berkembang menjadi Sentra Perikanan yang terintegrasi guna mewujudkan program prioritas Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono yaitu terbentuknya kampung-kampung perikanan budidaya di berbagai daerah.
“Harapan kami kedepan, di Kabupaten Banyumas dapat terbentuk unit-unit produksi budidaya perikanan, pengolahan hasil perikanan, hingga pemasaran produk perikanan. Dengan sinergi yang baik ini juga diharapkan akan terbentuk kampung-kampung tematik perikanan seperti yang telah dicanangkan dalam pencapaian program KKP,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Kepala Puslatluh KP, Lilly Aprilya Pregiwati menyampaikan, Kabupaten Banyumas sejak dulu dikenal sebagai sentra budidaya gurami dan mampu menyumbang sekitar 20-40% produksi gurami di Provinsi Jawa Tengah. Namun, penyakit ikan gurami yang melanda kabupaten ini menurunkan produksi gurami secara singnifikan.
“Banyumas merupakan salah satu kabupaten penyumbang terbesar produksi gurami nasional. Namun, selama kurun waktu 2017-2018, sekitar 2 juta induk gurami mati terkena penyakit sehingga produksi gurami di daerah ini berkurang drastis,” tuturnya.
Menurutnya pengembangan produk hasil riset dan inovasi gurami dapat menjadi jalan keluar permasalahan ini. Dengan memanfaatkan hasil pengembangan produk unggulan dari BRPI yaitu ikan gurami hybrid hasil persilangan ikan gurami betina Majalengka dan gurami jantan Jambi yang dinamakan gurami BIMA, sebagian besar permasalahan kematian gurami dapat teratasi melalui keunggulan signifikan dari gurami tersebut.
“Jenis ikan gurami hybrid BIMA ini menunjukkan keunggulan pertumbuhan 17-26% lebih cepat, memiliki ketahanan terhadap penyakit yang lebih baik, dan mempersingkat waktu pemeliharaan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya secara ekonomi seiring bertambahnya pendapatan yang didapatkan,” jelas Lilly.
“Kami berharap kehadiran ikan gurami BIMA ini mampu berkontribusi secara nyata dalam mengembalikan kejayaan Kabupaten Banyumas sebagai sentra penghasil ikan gurami terbesar baik secara regional maupun nasional,” tambahnya.
Anggota DPR-RI Komisi IV, Sunarna, menyatakan bahwa pelatihan ini memberikan jalan keluar kepada pembudidaya gurami di Kabupaten Banyumas. Pasalnya, selain memberikan kompetensi, KKP melalui P2MKP pun turut memberikan solusi berupa bantuan modal dan pemberian indukan unggul gurami kepada masyarakat sehingga pembudidaya dapat melanjutkan usahanya yang telah mengalami kerugian.
“Pembudidaya yang punya ratusan sampai ribuan bibit atau induk gurami pun sempat tidak bisa bertahan, mati semua oleh penyakit gurami. Tetapi dengan hadirnya pelatihan ini, pembudidaya kami diberi pencerahan untuk tidak putus asa dalam melanjutkan usahanya yang sempat merugi,” ucapnya.
Sunarna pun berharap, pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas gurami yang dihasilkan oleh pembudidaya. Melalui pelatihan yang memberikan ilmu-ilmu termutakhir, ia ingin pembudidaya Kabupaten Banyumas dapat beralih dari sistem pembudidayaan secara konvensional menjadi lebih modern, yang membuat kualitas ikan meningkat dan menguntungkan usahanya.
“Melalui riset, sudah ada jalan keluarnya bagaimana ikan bisa tumbuh lebih besar, bisa lebih cepat dipanen, menghasilkan mutu daging dan gizi yang bagus, maka pembudidaya Banyumas harus belajar akan hal ini. Gunakan teknologi yang ada sehingga taraf ekonomi masyarakat juga membaik,” pungkasnya.
Dalam kesempatan ini diserahkan pinjaman modal kerja dari Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP) kepada 1 (satu) Pokdakan dan 6 (enam) pelaku usaha budidaya setempat dengan total pinjaman sebesar Rp510 Juta. Pinjaman ini diharapkan dapat membangkitkan kembali usaha budidaya gurami di Banyumas. Dengan begitu, Kabupaten Banyumas diharapkan kembali menjadi sentra utama budidaya gurami di Indonesia.
Sebagai informasi, turut hadir dalam kesempatan ini Plt. Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banyumas, jajaran BRSDM dari Pusat Riset Perikanan (Pusriskan), Kepala Balai Riset Pemuliaan Ikan, Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal, serta para penyuluh perikanan BP3 Tegal.
Sumber: HUMAS BRSDM