Awalnya Hanya Tukang Becak Pembawa Kambing, Banser Asal Brebes Jadi Juragan

Adi Sarwito, Juragan Kambing.ist

Brebes, Gempita.co – Jalan hidup seseorang tidak pernah ada yang menyangka. Sepanjang mau berusaha, berdoa dan atas kehendak-Nya, sesuatu yang awalnya dianggap hanya mimpi ternyata dapat menjadi kenyataan.

Adi Sarwito (39), warga Brebes merupakan salah satu contoh nyata. Awalnya hanyalah pengantar kambing, namun sekarang kondisi anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jatibarang ini, telah berubah 180 derajat. Pria yang akrab disapa Kang Wito ini, dikenal juragan kambing.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Saya awalnya hanya menjadi suruhan juragan kambing untuk mengantar kambing ke pasar dengan menggunakan becak, alhamdulillah sekarang punya kandang sendiri,” tutur kata Kang Wito kepada Gempita.co, Selasa (8/7/2020).

Menurutnya, bau kambing sudah tak asing lagi di hidungnya. Hewan ini juga telah menjadi bagian dari kesehariannya.

“Menyiapkan pakan ternak, membersihkan kandang sampai menyembelih kambing untuk keperluan aqiqah maupun warung sate sudah biasa saya lakukan, kita jalani dengan penuh rasa syukur,” ucap Kang Wito.

Selain menjadi pembawa kambing, Kang Wito mengaku telah menggeluti banyak profesi, mulai jadi buruh bongkar muat jagung, mencari rongsokan, jual ayam potong hingga tukang becak.

“Dulu saat saya membawa kambing, nanyak yang mengira kalau saya penjual kambing. Suatu saat ada yang meminta pesanan langsung untuk mencarikan kambing buat aqiqah. Sejak saat itulah, saya mulai niat dan belajar usaha jual beli kambing, beternak hingga jasa pemotongan kambing,” kenangnya.

Awal memelihara kambing, lanjutnya, hanya 1 pasang bibitan. Semakin lama makin berkembang hingga sekarang memelihara 52 ekor kambing.

Kang Wito saat membersihkan kulit kambing/ist

“Kambing saya hanya 52 ekor, tapi pesanan hingga kini sudah 70 ekor. Maka saya kerja sama dengan teman-teman lainnya untuk menyediakan kekurangan itu,” terangnya.

Untuk Jatibarang, kata Wito, kambing sangat dibutuhkan. Karena di daerah tersebut banyak pedagang sate. Selain aqigah, ia banyak menerima order kambing untuk hajatan, dan acara syukuran kenaikan pangkat.

Terlebih, saat menjelang Idul Adha, yang merupakan “panen raya” bagi peternak dan penjual kambing.

Banser Peternak Kambing

Meskipun sibuk menjadi peternak kambing, namun ia tetap aktif sebagai anggota Banser Nahdlatul Ulama (NU) yang diikutinya sejak sejak tahun 1999.

Dirinya tidak pernah absen dalam berbagai kegiatan ke-NU-an di wilayah Jatibarang, Brebes. Justru lewat kegiatan NU, dirinya makin terkenal sebagai BPK. Bukan Badan Pemeriksa Keuangan, melainkan Banser Peternak Kambing.

“Ada barokah ikut Banser, karena saya makin terkenal dan dagangan saya laris manis, termasuk jasa menyembelih kambing juga saya layani,” ucap Kang Wito bersyukur.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali