Begini Curahan Airin Setelah Pensiun dari Walikota Tangsel

Profil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany saat wawancara khusus dengan Redaksi Koran Sindo. KORAN SINDO/YUDISTIRO PRANOTO

TANGSEL, Gempita.co- Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bisa bernapas lega karena banyak pekerjaan rumah sudah selesai dikerjakan. Tentu, dalam melaksanakan pembangunan itu Airin tidak sendiri. Dia didampingi wakilnya selama dua periode, yakni Benyamin Davnie yang akan menggantikannya sebagai Wali Kota Tangsel selanjutnya.

Sejak memimpin Tangsel periode 2011 sampai 2021, cukup banyak pencapaian yang berhasil diraih. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bahkan menganugerahi kota pemekaran sejak 2008 ini sebagai daerah otonom baru terbaik se-Indonesia pada 2013 yang lalu.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Dalam perbandingan data makro 2011 dengan 2019, misalnya, tampak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Tangsel mengalami kenaikan yang sangat tinggi, dari 76,99 poin pada 2011, menjadi 81,48 poin pada 2019. Sementara laju pertumbuhan penduduk bisa ditekan dari 3,67% pada 2011 dan 3,04% di 2019.

Untuk kemampuan daya warga Tangsel berhasil ditingkatkan, dari 14,04% pada 2011 menjadi 15,99 juta pada 2019.

Hal ini juga berpengaruh pada kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita dari 25,92 juta menjadi 47,39 juta. Angka ini termasuk kategori yang cukup tinggi di Indonesia.

Untuk tingkat kemiskinan cenderung naik, dari 1,5% dari 2011 menjadi 1,68% pada 2019.

Meski begitu, masih terjaga di bawah 2% dan terendah se-Indonesia. Angka ini berbanding terbalik dengan tingkat pengangguran di Kota Tangsel yang bisa ditekan dari 11,98% pada 2011 menjadi 4,79% pada 2019.

“Tangsel telah melewati dan menyesuaikan berbagai persoalan dan hambatan yang dialami sejak berdiri pada 2008 lalu. Bukan hanya telah berhasil melewati itu semua, tapi justru di sepanjang perjalanannya mampu menorehkan berbagai prestasi yang membanggakan,” kata Airin, kemarin.

Menurut , hal tersebut ditunjukkan dengan adanya tren peningkatan dalam hal indeks pembangunan manusia dan laju pertumbuhan ekonomi. Selain itu, angka harapan hidup, pendapatan per kapita, dan kemampuan daya beli, serta angka harapan lama bersekolah juga terus mengalami peningkatan.

Yang sangat menggembirakan lagi, kata Airin, Anggaran Pendapatan Belanja dan Daerah (APBD) Kota Tangsel juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurutnya, hal ini terjadi karena kerja keras dan kerja cerdas. Bukan hanya dirinya, tetapi semua elemen masyarakat Kota Tangsel.

“Kerja sama, kerja keras, dan kerja cerdas kita selama ini telah membawa kita untuk menyelesaikan persoalan, prestasi di tingkat provinsi dan nasional. HUT ke-12 Tangsel harus menjadi momentum untuk mengingat kembali apa yang sudah dan sedang dilakukan dalam kurun waktu 12 tahun,” paparnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangsel Bambang Noertjahjo menambahkan, salah satu pencapaian besar Pemkot Tangsel selama 12 tahun ini adalah di bidang pendidikan umum. “Pencapaian di bidang pendidikan, baik harapan lama sekolah, uji kompetensi guru, jumlah siswa jenjang TK, SD, SMP pun telah tercapai. Sebelumnya pada 2016 harapan lama sekolah hanya 13,83. Sekarang mencapai 14,50. Begitu pula dengan nilai kompetensi guru mencapai 85,” ujar Bambang.

Bambang pun mengatakan selama dua periode kepemimpinan Airin, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel telah melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bidang pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel Taryono menjelaskan, Angka Partisipasi Murni SD atau sederajat di tahun 2019 sudah berhasil direalisasikan hingga 119%. Dengan rata-rata lama sekolah dari 10,87 tahun pada 2011 menjadi 11,80 tahun pada tahun 2019. Angka ini dinilai telah melampaui target.

“Penerima Bosda SD sebanyak 480.000 siswa per tahun untuk 86.000 siswa lebih. Sementara penerima Bosda SMP sebanyak 1.440.000 siswa per tahun untuk 22.000 siswa,” sebut Taryono di Puspemkot Tangsel.

Sementara untuk jumlah SMP Negeri, naik dari 17 unit pada 2011 ke 23 unit pada 2019, serta satu gedung perpustakaan tingkat kota, dengan lebih dari 90 Taman Baca Masyarakat (TBM) di seluruh Tangsel.

“Tentunya hasil pencapaian ini bukan hanya dilakukan oleh Dindikbud, melainkan juga jajaran pegawai dan para guru sebagai garda terdepan pelayanan pendidikan di Kota Tangsel. Keberhasilan realisasi target ini merupakan hasil dari kolaborasi dan komitmen bersama yang dilakukan dinas, guru, dan pegawai,” jelasnya.

Di sektor kesehatan, pembangunan di Kota Tangsel juga tidak kalah pesat. Mulai dari angka harapan hidup di Tangsel yang mengalami kenaikan dari 72,07 tahun pada 2011 menjadi 72,41 tahun pada 2019 dan cakupan, serta alokasi JKN dengan program UHC mencapai 99,86% berdasarkan data per 31 Mei 2020.

Jumlah puskesmas juga mengalami penambahan dari yang tadinya sebanyak 25 unit pada 2011 menjadi 31 unit pada 2019. Begitu pun dengan RSUD, kini memiliki 3 gedung, dan RSUD tingkat kecamatan 2 unit. Jumlah posyandu juga bertambah dari yang tadinya 706 unit pada 2011 menjadi 859 unit pada 2019.

Keberhasilan pembangunan ini masih ditambah dengan pembangunan infrastruktur dasar warga seperti jalan, jembatan, trotoar, serta pelayanan masyarakat yang lebih mudah, cepat, dan efisien.

Pemkot Tangsel juga berhasil meningkatkan predikatnya sebagai Badan Publik dengan kualifikasi “Informatif”. Predikat tersebut merupakan pencapaian tertinggi dalam pengelolaan keterbukaan informasi publik yang dinilai oleh Komisi Informasi Publik (KIP) Provinsi Banten.

Airin mengungkapkan, keterbukaan publik ini dapat mendorong partisipasi dan peran masyarakat untuk lebih aktif dalam proses pembuatan kebijakan publik, bahkan keterbukaan informasi ini sebagai bentuk perlindungan hak masyarakat yang difasilitasi Pemkot Tangsel serta wujud tata pemerintahan yang baik.

“Pemerintah terus mengupayakan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan keterbukaan informasi publik melalui peran aktif masyarakat dalam mekanisme pembuatan kebijakan publik,” ungkapnya.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali