GEMPITA.CO-Tren kasus aktif Covid-19 di Indonesia terus menurun setiap harinya. Masyarakat diminta tidak gegabah dalam memanfaatkan libur panjang.
Hal ini dikatakan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito agar tren positif penanganan pandemi Covid-19 terus berlanjut dan dipertahankan sehingga lebih baik lagi hingga pandemi berakhir.
“Hal ini memperlihatkan bahwa penanganan terhadap mereka yang terjangkit Covid-19 sudah dilakukan dengan baik. Tren penurunan kasus aktif ini ini harus terus dijaga, agar nantinya kasus akrif dapat hilang,” kata Wiku melalui keterangan resmi yang diterima InfoPublik, Sabtu (13/3).
Selain terus meningkatkan penanganan pada kasus aktif, pemerintah, kata Wiku, terus memonitoring perkembangan kasus kematian akibat Covid-19. Hal ini agar pemerintah dapat mengambil langkah yang tepat dalam menekan angka kematian pasien Covid-19.
Belajar dari pengalaman sebelumnya, Wiku menjelaskan dari grafik perkembangan kasus kematian, terlihat mulai dari Maret – September 2020, kasus kematian mengalami tren kematian. Lalu sempat menurun pada Oktober dan November, namun kembali mengalami tren meningkat hingga Januari 2021.
Melihat lebih dekat perkembangan dari bulan ke bulan, pada empat bulan pertama peningkatan cenderung tajam hingga mencapai 70 persen. Wiku mengatakan, pada masa ini Indonesia dihadapkan pada pandemi yang secara tiba-tiba dan tengah melakukan percepatan penanganan.
Salah satunya dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kemudian pada Juli menuju Agustus 2020, kasus kematian sempat mengalami penurunan. Namun pada Sepetember, kembali meningkat secara signifikan mencapai 46 persen atau 1.048 kasus.
Peningkatan ini dikarenakan kontribusi adanya periode libur panjang 15-17 Agustus dan 20-23 Agustus 2020. Kasus kematian kembali menurun pada kurun Oktober dan November, namun pada Desember 2020 hingga Januari 2021 terjadi peningkatan.
Peningkatan ini juga seiring dengan adanya periode libur panjang Natal dan Tahun Baru. Secara jumlahnya, dari November 2020-Januari 2021, 4.252 kasus atau meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan Oktober 2020.
Artinya, kata Wiku, terdapat implikasi kematian dari setiap libur panjang. Sebagai perbandingan, pada bulan-bulan tanpa periode libur panjang, jumlah kematian antara 50-900 kasus. Sementara pada bulan-bulan dengan libur panjang, jumlah kematian meningkat tajam mencapai 1000-2000 orang.
“Untuk itu masyarakat dan pemerintah daerah diminta belajar lebih bijaksana lagi dalam mengambil keputusan. Dan jangan sampai keputusan yang diambil membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain,” kata Wiku.