Beredar “Kesanga” Tanda Penderitaan Rakyat, Ini Penjelasan PHDI Bali

Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana/FB

Denpasar, Gempita.co-Pasca gempa yang menggucang Bali, pagi dini hari, Kamis (19/3/2020) pukul 01.45.38 WITA, beredar selebaran yang menyatakan gempa terjadi pada “Sasih Kesanga” (Maret) sebagai tanda penderitaan rakyat.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali I Gusti Ngurah Sudiana, menyatakan masih mengecek kebenaran informasi tersebut.

Bacaan Lainnya

Ampura tiang cek dumun lontar pengelelindu pang ten iwang suksma (mohon maaf saya masih cek lontar dulu biar enggak salah),” ujar I Gusti Ngurah Sudiana, dilansir dari balipuspanews, Kamis (19/3/2020).

Dalam lontar Roga Sangara Bumi bila Sasih Kesanga (9), datangnya gempa secara terus-menerus, ramalannya negara tidak akan menentu dan para pembantu meninggalkan tuannya.

Beberapa sastra juga menyebutkan, apabila gempa terjadi pada bulan Kesanga, dimana Bhatari Uma sedang beryoga. Hal ini pertanda rakyat akan menderita dalam segala kegiatan. Di Bali terkenal dengan nama hujan api yang artinya hidup serba susah.

Sesuai pemberitaan sebelumnya, wilayah Bali, Lombok, Sumbawa Barat dan Jawa Timur bagian selatan, pagi dini hari, Kamis (19/3/2020) pukul 00.45.38 WIB diguncang gempa tektonik.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini memiliki parameter update M 6,3. Episenter terletak pada koordinat 11,4 LS dan 115,04 BT tepatnya di laut pada jarak 305 km arah Selatan Kota Denpasar, Bali, pada kedalaman 10 km.

Pos terkait