Gempita.co – Realisasi investasi di Indonesia selama semester II tahun 2022 menyentuh angka Rp584,6 triliun.
Demikian dijelaskan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia.
Realisasi investasi ini sudah mencapai 48,7% dari target Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar Rp1.200 triliun dan 60,4% dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sebesar Rp 968,4 triliun.
“Realisasi investasi sebesar Rp584,6 triliun ini meningkat 32% dari periode yang sama tahun 2021. Pada semester II/2022 ini terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 639.547 orang. Ini tenaga kerja langsung, padahal dalam teori ekonomi itu harusnya bertambah tiga kali lipat,” kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dalam konferensi pers Realisasi Investasi Kuartal II Tahun 2022, Rabu (20/7/2022).
Bila dirinci realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp274,2 triliun (46,9%). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 terjadi pertumbuhan 28%.
Jika dilihat secara spasial, lima daerah dengan realisasi investasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp 3 05,8 triliun (52,3%) atau tumbuh 34% dari posisi yang sama tahun 2021. Sedangkan realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 278,8 triliun (47,7%) atau secara year on year (yoy) tumbuh 30%.
Lima daerah dengan nilai tertinggi adalah Jawa Barat dengan nilai investasi Rp83,5 triliun (14,3%); DKI Jakarta dengan nilai investasi Rp 80,5 triliun (13,8%); Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 53,5 triliun (9,2%); Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp 52,1 triliun (8,9%); dan Riau dengan nilai investasi Rp 44,4 triliun (7,6%).
Sementara realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 310,4 triliun (53,1%). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 terjadi pertumbuhan 35,8%.
Lima negara dengan nilai investasi PMA terbesar selama Januari-Juni 2022 adalah Singapura dengan nilai investasi US$ 6,7 miliar (31,1%); China dengan nilai investasi US$ 3,6 miliar (16,8%).
Selanjutnya, Hong Kong dengan nilai investasi US$ 2,9 miliar (13,4%); Jepang dengan nilai investasi US$ 1,7 miliar (8,1%) ; dan Amerika Serikat dengan nilai investasi US$ 1,4 miliar (6,5%). Adapun lima lokasi Investasi PMA Januari-Juni 2022 adalah Sulawesi Tengah US$ 3,4 miliar; Jawa Barat US$ 2,9 miliar; DKI Jakarta US$ 2,1 miliar; Maluku Utara US$ 2 miliar; dan Banten US$ 1,6 miliar.
Lima sektor dengan nilai investasi terbesar adalah industri logam dasar, barang logam bukan mesin, dan Peralatannya dengan nilai investasi Rp 87,9 triliun (15%); pertambangan dengan nilai investasi Rp68,2 triliun (11,7%); transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai investasi Rp 65,1 triliun (11,1%); Perumahan, kawasan industri, dan perkantoran dengan nilai investasi Rp 51,6 triliun (8,8%); dan industri makanan dengan nilai investasi Rp 42 triliun (7,2%).
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, transformasi ekonomi dijalankan dengan menciptakan industri yang berhubungan dengan nilai tambah produk.
“Terkait transformasi ekonomi, ini instrumennya adalah industri yang berujung pada penciptaan nilai tambah. Makanya kita menghentikan ekspor bahan baku komoditas dalam rangka agar meningkatkan nilai tambah di Indonesia,” jelas Bahlil.
Sumber: ATN