BMKG: Waspada! Cuaca Ekstrim Pancaroba

Seluruh wilayah di Provinsi DKI Jakarta diprakirakan akan tetap cerah berawan hingga siang hari/Foto: net

Jakarta, Gempita.co – Hari ini suhu udara cukup terbilang panas, Sabtu (18/9/2021) jadi trending topic di twiter.

Banyak warganet yang menyebut, cuaca ini terkait dengan gelombang panas. Padahal, BMKG telah mengklarifikasi bahwa fenomena gelombang panas tidak terjadi di Indonesia.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Deputi Klimatologi BMKG Herizal, menepis sekaligus menjawab isu tentang kenapa hari ini panas sekali yang dikabarkan akibat gelombang panas di dunia dan di Indonesia yang sedang berlangsung belakangan ini.

Meski demikian, menurut laman resmi BMKG disebutkan bahwa masyarakat harus tetap mewaspadai cuaca ekstrim di saat pancaroba (peralihan musim) dari kemarau ke musim hujan.

Plt. Deputi Bidang Klimatologi Urip Haryoko mengatakan sejumlah wilayah di Indonesia saat ini telah memasuki awal musim hujan, kondisi tersebut sebagai pertanda masa peralihan/transisi/pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan.

“Berdasarkan analisis curah hujan pada dasarian I September 2021, sebanyak 3,22% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan dan sebagian besar wilayah masih mengalami musim kemarau,” ungkapnya sebagaimana dilansir situs BMKG.go.id, Sabtu 18 September 2021.

Lebih lanjut, ia menjelaskan wilayah yang sudah mengalami musim hujan meliputi sebagian Sumatera Utara, sebagian Riau, sebagian besar Sumatera Barat, Kalimantan Selatan bagian selatan, dan Kalimantan Timur bagian selatan.

Prakiraan musim hujan tahun 2021/2022 BMKG, menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan mengalami Awal Musim Hujan 2021/2022 pada kisaran bulan Oktober dan November 2021 sebanyak 232 ZOM (Zona Musim) atau sekitar 67,8%.

Sifat Hujan di sebagian besar daerah diprediksi Normal sebesar 71,4%, sedangkan 25,7% berada di Atas Normal, serta 2,9% diprakirakan Bawah Normal.

Puncak Musim Hujan 2021/2022 di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2022 yakni sebanyak 71,3%.

“Hasil analisis BMKG menunjukkan pada dasarian II September 2021 wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (> 150 mm/dasarian) meliputi Bengkulu bagian utara, Jambi bagian barat, Kalimantan Barat bagian timur, Kalimantan Tengah bagian utara, Kalimantan Utara bagian barat, sebagian Sulawesi Barat, Sulawesi tengah bagian timur, P. Seram bagian tengah, Papua Barat bagian utara dan Papua bagian tengah,” paparnya.

Mengacu pada monitoring kejadian HTH diatas dan prediksi peluang hujan kategori rendah (<20 mm/10 hari), terdapat indikasi adanya potensi kekeringan meteorologis pada beberapa kabupaten/kota di provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, dengan status Siaga dan Awas sebagai berikut:

Kategori AWAS: NTB (Kab. Sumbawa), NTT (Kab. Belu, Kab. Ende, Kotamadya Kupang, Kab. Kupang, Kab. Sumba Barat, Kab. Sumba Timur)

Kategori SIAGA: NTB (Kab. Bima), NTT (Kab. Flores Timur, Kab. Timor Tengah Selatan)

Kategori WASPADA: NTT (Kab. Sikka)

“Memasuki masa peralihan/transisi/pancaroba dari Musim Kemarau ke Musim Hujan, masyarakat diimbau dapat lebih mewaspadai kejadian cuaca ekstrem seperti hujan es, hujan lebat dengan periode singkat, dan angin puting beliung dengan melakukan pemeriksaan sarana-prasarana dan lingkungan di sekitarnya,” tulisnya.

Periode musim hujan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menambah luas tanam, melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk/danau yang berguna untuk periode musim kemarau yang akan datang.

Masyarakat diharapkan terus memantau perkembangan iklim dan cuaca terkini melalui berbagai macam kanal informasi resmi dari BMKG. Informasi Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis dan Informasi Prediksi Potensi Banjir Dasarian terkini dapat diakses dari https://iklim.bmkg.go.id.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali