Breaking News: Diperkirakan Dapat Merusak Satelit, Hari Ini Akan Terjadi Badai Matahari yang Menghantam Bumi

Lokasi melihat gerhana Gerhana Matahari Cincin pada 21 Juni 2020 akan melewati 432 kota dan kabupaten di 31 provinsi/Foto: net

Gempita.co-Hari ini dikabarkan akan ada badai matahari yang akan menghantam Bumi,hal ini nantinya akan merusak satelit yang ada di Bumi.

Diperkirakan pada hari ini tanggal 2 Mei 2021, Para peneliti menemukan lubang di atmosfer Matahari yang mengeluarkan partikel Matahari ke luar angkasa dengan kecepatan 500 kilometer per detik yang menyebabkan badai Matahari.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Badai yang akan menghantam matahari ini berkecepatan di 1.8 juta kilometer per jam.

“Aliran partikel dari badai Matahari tersebut berada pada jalur hantaman langsung dengan Bumi, dan akan terjadi pada hari ini,” kata para ahli.

Badai Matahari tersebut telah diberi label badai kelas G1 yang dapat menyebabkan fluktuasi jaringan listrik yang lemah dan dapat memiliki dampak kecil pada operasi satelit.

Sebelumnya, Badai Matahari besar terakhir yang menghantam bumi terjadi pada tahun 1989, dan menyebabkan pemadaman listrik di Quebec, Kanada.

Dan disebebakan oleh adanya batuan konduktif di Bumi yang membajak energi berlebih ke jaringan nasional, membuatnya kewalahan.

Badai Matahari yang intens juga dapat merusak sistem satelit, karena pemboman partikel Matahari dapat memperluas magnetosfer Bumi, yang membuat sinyal satelit lebih sulit untuk dilewati.

Para ahli juga mengeluhkan kurangnya persiapan untuk peristiwa cuaca luar angkasa yang ekstrem, memperingatkan bahwa hal itu dapat menelan biaya triliunan dan menyebabkan kepanikan yang meluas.

“Dalam kasus terburuk, biaya langsung dan tidak langsung cenderung mencapai triliunan dolar dengan waktu pemulihan bertahun-tahun, bukan berbulan-bulan,” katanya.

Ternyata, Selain menyebabkan gangguan pada jaringan satelit dan komunikasi, badai Matahari juga menyebabkan sebuah fenomena langit indah bernama aurora yang dapat disaksikan di wilayah Kutub Utara dan Kutub Selatan.

“Kemungkinan terjadinya peristiwa sebesar itu diperkirakan oleh Royal Academy of Engineering Inggris sebagai satu dari sepuluh dalam dekade mana pun,” sambung pernyataan perusahaan tersebut.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali