Brisbane Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032, Indonesia Gigit Jari

Gempita.co- Keinginan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 kandas sudah. Komite Olimpiade Internasional (IOC) melalui rekomendasi dewan eksekutif, Rabu, lebih memilih Kota Brisbane, Australia mengalahkan Indonesia yang sempat menjadi kandidat.

Di Brisbane, ratusan orang berkumpul di tepi sungai South Bank untuk menyaksikan pengumuman IOC melalui layar lebar. Brisbane menjadi kota Australia ketiga yang menjadi tuan rumah Olimpiade setelah Melbourne pada 1956 dan Sydney pada 2000.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Ini adalah hari bersejarah, tidak hanya untuk Brisbane dan Queensland, tetapi juga untuk seluruh negara,” kata Perdana Menteri Scott Morrison dikutip dari Reuters, Rabu.

“Hanya kota-kota global yang dapat menggelar Olimpiade, jadi ini adalah pengakuan yang tepat untuk posisi Brisbane di seluruh region kami dan di dunia,” tambahnya.

Ibu kota negara bagian Queensland itu kini resmi menjadi tuan rumah terpilih, yang sudah diunggulkan sejak Februari, dan telah mengantongi restu dari dewan eksekutif bulan lalu.

Australia menjadi negara yang telah tiga kali menggelar Olimpiade Musim Panas, selain Amerika Serikat yang juga sudah menjadi tuan rumah acara olahraga multievent tersebut di tiga kota berbeda.

“Ini juga menjadi lompatan besar dan penting bagi Australia ke depannya, karena Olimpiade merupakan peristiwa besar yang akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan manfaat sosial yang akan terus menggema hingga tahun-tahun mendatang,” ujar Morrison.

Beberapa kota dan negara secara terbuka menyatakan minatnya untuk menyelenggarakan Olimpiade 2032, termasuk Indonesia, ibu kota Hongaria Budapest, China, ibu kota Qatar Doha dan wilayah lembah Ruhr Jerman.

Namun dalam proses baru yang diadopsi oleh IOC, yang tidak secara terbuka mengadu kandidat satu sama lain, Brisbane lebih diunggulkan daripada saingannya pada Februari, dan didapuk sebagai “tuan rumah pilihan.”

“Olimpiade di Brisbane akan menjadi yang paling bersemangat, serta penuh syukur dan antusiasme,” kata Ketua Komite Olimpiade Australia John Coates yang juga merupakan Wakil Presiden IOC.

“Dan saya membuat komitmen ini kepada para atlet dunia, kami akan memberi Anda pengalaman yang tak terlupakan,” pungkasnya.

Kota Brisbane mendapat pujian dari IOC dengan persentase tinggi, di antaranya dari segi keberadaan sejumlah venue, dukungan dari seluruh tingkat pemerintahan dan sektor swasta, pengalaman dalam menyelenggarakan acara-acara besar serta cuaca yang menguntungkan.

Pada April, pemerintah Australia berkomitmen untuk membagi biaya infrastruktur 50-50 dengan pemerintah daerah yang semakin meningkatkan peluang Brisbane menjadi tuan rumah Olimpiade.

Negara bagian Queensland pernah menjadi tuan rumah Commonwealth Games 2018.

Coates, yang akan mencapai batas usia IOC 74 tahun pada 2024 dan mau tidak mau akan meninggalkan organisasi tersebut, gagal membawa Brisbane menjadi tuan rumah Olimpiade 1992, sehingga diserahkan kepada Barcelona.

IOC merombak aturan penawaran tuan rumah pada 2019 untuk mengurangi biaya dan membuat prosesnya lebih mudah bagi kota-kota yang mengajukan diri. Tidak ada kota kandidat yang berkampanye menjelang pemungutan suara seperti yang terjadi sebelumnya.

Sebaliknya, IOC memilih tuan rumah setelah berbicara dengan semua kota yang telah mengajukan diri dan kemudian memberikan suara terhadap kota tersebut.

Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade 2020, yang telah ditunda satu tahun, pada pekan ini dan Paris akan menggelar Olimpiade 2024. Sementara Los Angeles telah mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2028.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali