Bubu Lipat, Inovasi API Ramah Lingkungan Tingkatkan Produtivitas Nelayan

Belitung, Gempita.co – Penangkapan ikan ramah lingkungan terus dikampanyekan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di seluruh pelosok Indonesia. Selain untuk menjaga kelestarian ekosistem perairan juga keberlanjutan sumber daya ikan.

Salah satu upayanya dengan inovasi alat penangkapan ikan (API) ramah lingkungan berjenis bubu lipat hasil perekayasaan Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT). Selain ukurannya yang besar, keistimewaan lain adalah dapat dilipat, lebih ringkas dan mudah digunakan oleh nelayan.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap M. Zaini mengatakan banyak nelayan masih menggunakan bubu secara tradisional yang terbuat dari bilah bambu. Meskipun ramah lingkungan, ukurannya yang besar menjadi kendala tersendiri bagi nelayan, selain itu juga dari sisi umur teknis tidak tahan lama.

“Kita terus kenalkan bubu lipat hasil perekayasaan BBPI Semarang ini untuk meningkatkan produktivitas nelayan. Kita berikan nelayan bimbingan teknis agar bisa membuat dan merakitnya sendiri hingga perawatannya,” ujarnya usai peresmian kampung nelayan maju Desa Suak Gual, Kabupaten Belitung kemarin (27/3/2021).

Ia menambahkan konstruksi bubu lipat terdiri dari kerangka besi galvanis yang mudah ditemukan. Begitu pula komponen lain seperti tali dan bahan jaring. Selain pembuatan yang mudah, penggunaannya pun juga tidak sulit.

“Adanya teknologi digital yang mengetahui daerah penangkapan ikan juga sangat membantu. Nelayan cukup menentukan lokasi, bubu bisa langsung ditebar,” imbuhnya.

Di Desa Suak Gual yang menjadi percontohan kampung nelayan maju, KKP melatih puluhan nelayan penggunaan bubu lipat. Hal ini sejalan dengan program Menteri Trenggono untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Pada tahap awal, bantuan 40 paket bubu lipat diserahkan kepada nelayan. Selain itu juga 5 modul rumah ikan yang berfungsi ekologis sebagai tempat perlindungan ikan-ikan kecil, tempat pemijahan, serta daerah asuahan bagi larva dan juvenile ikan untuk tumbuh dan berkembang biak.

Sumber: HUMAS DITJEN PERIKANAN TANGKAP

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali