Budidaya Lele Sistem Bioflok Jadi Penopang Pendapatan Masyarakat Palangkaraya di Masa Pandemi

Disini, bisa dilihat dan disaksikan langsung potensi perikanan di Kalteng oleh Dirjen Perikanan Budidaya, yang juga lakukan tinjauan sekaligus panen ikan lele parsial, sebanyak 1,5 ton dan nanti akan dipanen lagi. Memang secara ekonomis sangat menguntungkan apalagi ditengah dilanda pandemi Covid -19.

“Harapan kami kepada pelaku usaha perikanan agar terus meningkatkan hasil produksinya, meningkatkan kemampuan teknis budidaya dan kalaupun ada apa-apa bisa dikonsultasikan kepada penyuluh. Karena, penyuluh selalu siap dekat dengan pelaku usaha perikanan dan siap terus mendampingi,” pintanya.

Pembiayaan

Sebagai informasi, Dirjen Perikanan Budidaya selain melakukan panen parsial lele sistem bioflok di Pokdakan Katoni Lestari Jaya Raya juga menghadiri peluncuran dan penyaluran pinjaman atau pembiayaan BLU LPMUKP kepada pelaku usaha kelautan dan perikanan Kalteng. Dalam acara peluncuran dan penyaluran pinjaman atau pembiayaan BLU LPMUKP, BPBAT Mandiangin juga memberikan bantuan benih ikan papuyu sebanyak 100 ribu ekor, benih ikan jelawat sebanyak 20 ribu ekor dan benih ikan lele sebanyak 20 ribu ekor kepada pokdakan di Kota Palangkaraya.

Sementara itu, Miring, Ketua Pokdakan Katoni Lestari Jaya Raya, secara pribadi menyebutkan Pokdakan Katoni Lestari Jaya Raya mengucapkan banyak terima kasih kepada KKP yang telah memberikan kepercayaan untuk mendapatkan paket bantuan budidaya sistem bioflok. Selain itu juga, diberikan kesempatan belajar adalah berkah tersendiri karena menerapkan teknologi bioflok dalam budidaya ikan lele sesuai SOP selama pemeliharaan dengan tingkat kematian kurang dari 15% dan mampu menekan Food Covertion Ratio (FCR) sebesar 30% dibandingkan cara konvensional serta size yang diperoleh juga selalu bagus yakni dengan size 6-7 per kilogram. Ditambah harga ikan lele di Kalteng bisa mencapai sekitar Rp 18 ribu hingga 20 ribu per kilogram.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali