Jakarta, Gempita.co – Taiwan masih terus ‘diincar’ China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) akan jadi ujung tombak Presiden China, Xi Jinping, untuk merealisasikan misinya itu. Dengan kekuatan militer yang terus meningkat secara signifikan, Angkatan Bersenjata Taiwan (ROC Armed Forces) jelas kalah kuat dari PLA.
Menurut laporan yang dikutip dari Mothership.sg, sebuah prediksi skenario serangan militer China ke Taiwan dijabarkan oleh mantan perwira tinggi Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy), yang juga eks Wakil Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA), Laksamana James Winnfeld.
Winnfeld menuliskan kemungkinan skenario serangan China dalam sebuah essay yang diterbitkan US Naval Institute.
Dalam essai itu, Winnfeld tahu bahwa China menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak dan perlu dikembalikan ke pangkuan China. Awal tahun ini, Xi menegaskan China akan melakukan segala cara untuk mengembalikan Taiwan, termasuk dengan kekerasan.
Skenario dijelaskan Winnfeld, pada hari pertama militer China akan menggunakan serangan siber untuk mengambil alih fasilitas utama Taiwan. Militer China bakal melumpuhkan jaringan listrik, termasuk mematikan media publik Taiwan.
Selain itu, pasukan China juga akan secara paksa mengambil alih beberapa pulau di Taiwan, yakni Kinmen, Matsu, dan Penghus. Winnfeld meyakini militer China akan bisa merebut pulau-pulau itu setelah mengalahkan pasukan Taiwan.
Di sisi lainnya, armada laut Angkatan Laut China (PLAN) akan memblokir pintu masuk intervensi asing dari Selat Taiwan. Itu berarti, militer China juga telah mempersiapkan dan memperhitungkan potensi konflik dengan Angkatan Laut AS, yang juga ada di wilayah Laut China Selatan.
Kemudian pada hari kedua, Winnfeld yakin bahwa serangan China di hari pertama akan membuat ekonomi Taiwan ambruk. Dengan situasi itu, pemerintah Tsai Ing-wen akan kebingungan. Meskipun AS menyerukan tindakan dari Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa, upaya itu takkan berhasil.
Pasalnya, China juga adalah salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Dan, China juga dipastikan akan didukung oleh anggota tetap lain yang merupakan sekutunya, Rusia. Dengan hak veto yang dimiliki kedua negara, maka Dewan Keamanan PBB takkan bisa berbuat apa-apa.
Menyadari banyaknya korban jiwa dan luka-luka akibat peperangan, China yakin bahwa Tsai Ing-wen akan memberi instruksi pengibaran bendera putih tanda menyerah. Winnfeld meyakini bahwa hal ini akan terjadi di hari ketiga. Di mana, China akan memproklamirkan kemenangan dan kembalinya Taiwan ke dalam wilayah kedaulatannya.