Moskow, Gempita.co –Latihan tempur digelar Angkatan Laut Rusia di Laut Hitam pada Sabtu (12/2/2022).
“Lebih dari 30 kapal dari armada Laut Hitam turun ke laut dari Sebastopol dan Novorossiysk sesuai dengan rencana latihan,” kata kementerian pertahanan Rusia Sabtu pagi.
“Tujuan dari latihan ini adalah untuk mempertahankan pantai semenanjung Krimea, pangkalan pasukan armada Laut Hitam serta sektor ekonomi negara dari kemungkinan ancaman militer,” tambah kementerian itu.
Langkah itu dilakukan setelah AS pada hari Jumat, 11 Februari 2022, memberikan peringatan paling keras tentang kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina, dengan mengatakan bahwa itu bisa terjadi kapan saja.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan bahwa serangan semacam itu kemungkinan akan dimulai dengan serangan udara dan serangan rudal dan mendesak warga Amerika di Ukraina untuk meninggalkan negara itu sesegera mungkin.
Sejumlah negara Uni Eropa juga telah mendesak warganya untuk meninggalkan Ukraina.
Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov mengatakan kepada majalah Newsweek bahwa peringatan AS itu mengkhawatirkan dan mengulangi bahwa negaranya tidak akan menyerang siapa pun.
Di tengah kehebohan, Rusia bulan lalu mengumumkan serangkaian latihan angkatan laut di Samudra Atlantik, Samudra Arktik, Samudra Pasifik, dan Laut Mediterania serta di perairan dan laut yang berdekatan dengan wilayah Rusia.
Latihan tersebut melibatkan lebih dari 140 kapal perang dan kapal pendukung, lebih dari 60 pesawat, 1.000 perangkat keras militer dan total lebih dari 10.000 tentara, kata kementerian pertahanan, Sabtu.
Ketegangan meningkat di Laut Hitam dalam beberapa tahun terakhir, dengan Moskow menuduh pemerintah pro-Barat Ukraina dan kekuatan Barat mengancam keamanannya di perairan lepas Krimea.
Pada Juni tahun lalu, pasukan Rusia melepaskan tembakan peringatan ke kapal perusak Inggris yang dituduh memasuki perairannya. Namun klaim tersebut dibantah oleh Inggris.
Selain latihan angkatan laut, latihan militer skala besar Rusia sedang berlangsung dengan sekutu otoriter negara itu, Belarusia, yang terletak tepat di utara Ukraina dan yang juga berbatasan dengan Uni Eropa.
Sumber: asiatoday