Gempita.co – Selain China ada delapan negara yang mengalami penurunan populasi penduduk. PBB memprediksi populasi China bakal menyusut 3 kali lipat pada 2050 sebesar 109 juta jiwa.
Berikut 8 negara yang memiliki tingkat kelahiran terendah, dikutip dari Euronews:
1. Taiwan
Pada 2020, Taiwan mencatat rekor terendah angka kelahiran sebesar 165.249 jiwa. Tingkat kesuburan total (TFR) Taiwan hanya 1,07 anak per wanita. Kondisi ini merupakan perubahan besar dan nyata dari tahun 1950-an ketika perempuan memiliki sekitar 7 anak. Rendahnya tingkat kesuburan di Taiwan terjadi karena biaya hidup yang tinggi sedangkan pengeluaran semakin meningkat.
2. Jepang
Baru-baru ini, pemerintah Jepang melaporkan, jumlah kelahiran bayi pada 2022 turun hingga mencapai rekor terendah selama tujuh tahun berturut-turut. Kini untuk pertama kalinya sejak pencatatan dimulai pada 1899, angka kelahiran turun hingga di bawah 800 ribu.
Penurunan tersebut terjadi jauh lebih awal dari perkiraan pemerintah pada 2017. Saat itu, pemerintah mengatakan kelahiran akan turun di bawah 800.000 pada 2033.
Negara di Asia Timur ini memiliki populasi lansia tertinggi di dunia. Pada 2030, diprediksi 1 dari 3 penduduk Jepang akan berusia di atas 65 tahun. Penurunan jumlah kelahiran ini disebabkan tingginya biaya hidup dan wanita lebih fokus pada pendidikan atau karir.
3. Korea Selatan
Tingkat kesuburan Korea Selatan turun menjadi dari 0,92 menjadi 0,84 per tahun pada 2020. Penurunan ini terjadi karena biaya pendidikan yang mahal dan meroketnya harga rumah, terutama di ibu kota Seoul. Akibatnya, banyak pasangan membatalkan rencana memiliki anak.
4. Hong Kong
Tingkat kesuburan Hong Kong hanya sebesar 1,07 kelahiran per wanita. Dalam 5 tahun terakhir, angka kelahiran di Hong Kong terus menurun. Sebagian besar pasangan membatalkan atau menunda rencana untuk memiliki anak karena khawatir perihal kondisi keuangan, kualitas perawatan kesehatan, dan ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi. Kerusuhan politik pada 2019 juga memperburuk kondisi ini.
5. Singapura
Dua tahun lalu, TFR Singapura turun ke level terendah dalam sejarah sebesar 1,1. Sebuah survei menunjukkan 3 dari 10 orang tidak tertarik untuk memiliki bayi. Ini terjadi karena ketidakpastian atas stabilitas keuangan dan masalah keamanan akibat pandemi COVID-19.
6. Puerto Riko
Negara di kepulauan Karibia itu memiliki tingkat kesuburan sebesar 1,23. Padahal di tahun 1950-an Puerto Riko memiliki rata-rata kelahiran sebanyak 5 anak per wanita. Selama 10 tahun, populasi Puerto Riko menurun dari 3,7 menjadi 3,3 juta pada 2020. Bencana alam seperti Badai Maria (2017) dan gempa (2019) menewaskan ribuan orang yang berdampak pada penurunan populasi dan kesuburan.
7. Rumania
Sejak 2002, tingkat kesuburan di Rumania hanya sebesar 1,27 dan tidak pernah naik hingga sekarang. Rumania memiliki lebih sedikit akses ke pusat dan layanan pengasuhan anak. Selain itu, harga rumah yang tinggi dan tidak diimbangi dengan jumlah gaji memengaruhi keputusan pasangan untuk memiliki anak. Kebanyakan kebijakan di Rumania juga tidak pro-keluarga.
8. Spanyol
Di awal abad ke-21, Spanyol berada di titik kelahiran terendah sebesar 1,2 per wanita. 20 tahun kemudian, angka ini mengalami peningkatan menjadi 1,3. Namun, tetap saja Spanyol masuk ke dalam negara dengan tingkat kelahiran rendah. Sejak 2017, jumlah kematian di Spanyol melampaui angka kelahiran sejak kematian mulai tercatat pada 1941.