Catat! Sepertiga Warga DKI Jakarta Ragu Divaksinasi, Ini Alasannya!

Jakarta, Gempita.co – Menurut kajian LaporCOVID bersama Universitas Indonesia dan Nanyang Technology University NTU Singapura akhir Juni lalu, sepertiga warga DKI Jakarta yang diteliti masih merasa ragu divaksinasi, baik karena alasan halal tidaknya vaksin, efek samping, kemanjuran, hingga aksesibilitas vaksin.

Kajian dilakukan tim LaporCOVID antara 30 April-15 Mei atas 47.457 responden di seluruh wilayah ibu kota, dengan mengukur kecenderungan umum kekhawatiran, kerentanan, hambatan dan manfaat vaksinasi. Tujuh puluh koma sembilan puluh lima persen responden mengaku tidak memiliki penyakit komorbid.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Hasilnya menunjukkan bahwa satu dari tiga responden itu atau 10.789 orang, khawatir vaksin COVID-19 tidak halal. Isu kehalalan vaksin ini tidak saja menjadi keprihatinan warga Muslim, tetapi juga responden non-Muslim.

Sekitar 34 persen responden atau 16.102 orang khawatir dengan kemanjuran vaksin, dan 32 persen responden atau 14.889 takut akan efek samping vaksin atau kejadian ikutan pasca imunisasi KIPI.

Sebagian besar responden yang berusia 50-60 tahun (pra-lansia) yang berprofesi sebagai TNI/Polri dan tenaga kesehatan adalah yang paling khawatir terkena efek samping vaksin COVID-19.

Ketika riset ini dilakukan pemerintah Indonesia sedang menggalakkan vaksinasi dengan vaksin utama Sinovac. Dua vaksin lainnya yang juga diluncurkan baru-baru ini adalah Sinopharm dan AstraZeneca.

Ketiga vaksin ini sudah melalui uji klinis dan mendapat ijin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM dengan tingkat efikasi masing-masing.

Majelis Ulama Indonesia MUI juga telah menyatakan ketiga vaksin halal dan boleh digunakan, meskipun sertifikasi vaksin Sinopharm dan AstraZeneca sempat mengalami proses lebih rumit karena proses penelitiannya dikabarkan menggunakan tripsin babi.

Salah seorang peneliti LaporCOVID-19, Dicky Pelupessy PhD, mengatakan bahwa 34 persen responden di 10 kelurahan dengan jumlah penerima vaksin terbanyak di DKI Jakarta, diketahui ragu dengan kemanjuran vaksin yang diberikan.

Kelurahan itu mencakup Keagungan, Lubang Buaya, Cakung Barat, Angke, Cawang, Pondok Pinang, Utan Kayu Selatan, Kayu Putih, Bidara Cina, dan Kebon Melati.

Sumber: voa

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali