Cerita di Balik Heboh Warung Cashback di Cipondoh

Tangerang, Gempita.co – Beberapa hari terakhir ini masyarakat ramai memperbincangkan keberadaan “Warung Cashback” yang bermarkas di Cipondoh, Kota Tangerang.

Pro kontra terhadap sistem cashback di warung ini pun dikupas. Hal paling menarik ditulis oleh Muhammad Syamsudin, Direktur eL-Samsi (Lembaga Studi Akad Muamalah Syariah Indonesia) sekaligus Peneliti Bidang Ekonomi Syariah-Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Dalam kajiannya, Syamsudin menilai warung itu melakukan praktik money game dan haram. Kesimpulan yang berani ini menjadi buah bibir.

Lantas, seperti apa dan bagaimana Warung Cashback itu bekerja?

Komisaris Utama PT Mitra Bangkit Sejahtera (MBS) yang memayungi Warung Cashback, Mulyadi alias Bobi mengaku sangat menyayangkan kritik dari Syamsudin itu.

Menurutnya, kritik NU yang menyebut merek dagang mereka membuat pihaknya dirugikan. Namun, dia bersyukur dengan perhatian yang diberikan terhadap usahanyw. Untuk itu, dia berjanji akan silaturahmi ke NU.

“Kami mau silaturahmi ke NU selama ini orang kan melihat dari kulitnya saja. Justru sekarang kami membutuhkan pemikir-pemikir, gimana caranya kita bisa berbagi. Walaupun kita kaum lemah, kalau banyak kan jadi kuat,” ujar Bobi, Senin (22/2/2021).

Pendirian Warung Cashback berawal dari keprihatinan atas kondisi ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Berbagai teori ekonomi, mulai dari MLM, koperasi, hingga warung gaya konvensional diformulasikan dalam warung ini.

Dengan modal seadanya hanya berkisar Rp50 juta akhirnya mereka mendirikan usaha Warung Cashback di bawah PT MBS.

Saat memulai membuka usaha banyak tantangan yang dihadapi. Mereka pun mulai menyicil produk yang diperjualbelikan. Setelah tiga bulan penginputan data pada 8 Juni 2021, warung akhirnya mulai beroperasi. Hingga kini, sudah berjalan selama 9 bulan.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali